Rasa takut kepada Allah SWT akan melahirkan ampunan-Nya, sebesar apapun dosa yang ada padanya akan diampunkan. Dikisahkan, ada seorang lelaki yang hampir mati, ketika ia telah putus asa dari hidupnya, ia berpesan kepada keluarganya “Apabila saya mati nanti, kumpulkan kayu bakar yang banyak untukku, kemudian nyalakan api dan bakar tubuhku hingga menerobos sampai ke tulang-tulangku, setelah itu ambillah abuku dan tumbuk hingga halus lalu taburkan ke dalam sungai pada hari yang panas dan berangin”.
Ketika wasiat itu dilaksanakan oleh keluarganya dan abu jasadnya ditaburkan ke dalam sungai pada hari yang panas dan berangin, maka Allah menghimpun abu yang bertebaran dan menanyakan perihalnya “Mengapa kamu melakukan hal ini?”, dan jawabnya “Saya takut kepada-Mu ya Allah”, lalu Allah mengampuninya.
Adanya rasa takut akan menggerakkan seseorang untuk berlutut dan bersimpuh di hadapan-Nya seraya memohon ampunan atas dosa-dosanya. Dan memang begitulah seharusnya dosa jangan dibiarkan menumpuk yang akhirnya menutupi mata hati. Rasulullah shallahu alaihi wasallam bersabda:
ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪَ ﺇِﺫَﺍ ﺃَﺧْﻄَﺄَ ﺧَﻄِﻴﺌَﺔً ﻧُﻜِﺘَﺖْ ﻓِﻰ ﻗَﻠْﺒِﻪِ ﻧُﻜْﺘَﺔٌ ﺳَﻮْﺩَﺍﺀُ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻫُﻮَ ﻧَﺰَﻉَ ﻭَﺍﺳْﺘَﻐْﻔَﺮَ ﻭَﺗَﺎﺏَ ﺳُﻘِﻞَ ﻗَﻠْﺒُﻪُ ﻭَﺇِﻥْ ﻋَﺎﺩَ ﺯِﻳﺪَ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻌْﻠُﻮَ ﻗَﻠْﺒَﻪُ
Artinya :
Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka timbullah sebuah titik hitam pada hatinya. Apabila ia meninggalkannya, meminta ampun dan bertaubat, maka hatinya akan dibersihkan. Jika ia kembali berbuat dosa maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)
KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng