Regional

Pemkab Blora dan PCNU Tandatangani MoU untuk Kembangkan Pertanian Organik di Gedung PWNU Jateng

Rabu, 16 Juli 2025 | 22:00 WIB

Pemkab Blora dan PCNU Tandatangani MoU untuk Kembangkan Pertanian Organik di Gedung PWNU Jateng

Penandatangan kesepakatan bersama antara Pemkab dan PCNU Blora tentang pengembangan pertanian organik, bertempat di Gedung PWNU Jateng. Selasa (15/7).

Semarang, NU Online Jateng 

Komitmen untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan ditunjukkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Blora dengan menandatangani kesepakatan bersama tentang pengembangan pertanian organik.

 

Penandatanganan dilakukan di Gedung Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, Jl dr Cipto 180 Semarang, Selasa (15/7/2025), disaksikan langsung oleh jajaran Syuriyah dan Tanfidziyah PWNU Jateng, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Defransisco Dasilva Tavares, camat se-Kabupaten Blora, serta pengurus Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU) dan Lembaga Pengembangan Pertanian NU (LPPNU).

 

Ketua Tanfidziyah PWNU Jateng, KH Abdul Ghofar Rozin, mengapresiasi sinergi antara ulama dan umara yang terjalin dalam program ini. 

 

“Pertanian adalah persoalan kemanusiaan. Mayoritas warga NU adalah petani dan pelaku UMKM. Program ini akan memperkuat ketahanan pangan untuk masa sekarang maupun masa depan,” ungkapnya dikutip dari laman resmi PCNU Blora.

 

Bupati Blora, H Arief Rohman, menyampaikan bahwa kerja sama ini menjadi bagian dari strategi besar membangun pertanian berbasis potensi lokal. 

 

“MoU ini menjadi langkah awal dalam upaya pengembangan pertanian organik di Kabupaten Blora. Blora merupakan penghasil padi terbesar keenam di Jawa Tengah dan juga salah satu lumbung pangan yang potensial. Berdasarkan kekuatan ini, kami ingin menggandeng Nahdlatul Ulama untuk bersinergi antara ulama dan umara. Karena itu, kami hadirkan para camat dan jajaran MWCNU agar di setiap kecamatan nantinya memiliki demplot percontohan," katanya yang juga jabat Ketua PW Pagar Nusa Jateng ini.

 

Dirinya berharap, dari total 295 desa dan kelurahan di Blora, semuanya bisa bergerak bersama mengembangkan pertanian organik secara masif dan terukur. Bahkan ke depan, punya cita-cita Blora bisa memproduksi beras organik sendiri yang berkualitas dan bernilai jual tinggi.

 

“Blora adalah penghasil padi dan sapi terbesar. Kami ingin 295 desa dan kelurahan punya demplot pertanian organik. Limbah sapi pun bisa diolah jadi pupuk untuk menekan biaya produksi,” jelasnya.

 
Bupati Blora Arief Rahman serahkan padi organik ke Ketua PWNU Jateng Gus Rozin didampingi Rais Syuriyah PWNU Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh
Bupati Blora Arief Rahman serahkan padi organik ke Ketua PWNU Jateng Gus Rozin didampingi Rais Syuriyah PWNU Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh 
 

Ketua PCNU Blora, H Muhammad Fatah, menyampaikan bahwa PCNU telah menginisiasi pertanian organik sejak 2020. 

 

“Petani NU sudah mampu mengolah kotoran sapi menjadi pupuk. Ini bentuk ikhtiar ekologis dan ekonomi,” katanya.

 

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng, Defransisco Dasilva Tavares, menyatakan kekagumannya. “Belum pernah saya melihat bupati serius menggagas pertanian organik sambil menggandeng NU. Ini bisa jadi contoh di provinsi lain,” ujarnya. 

 

Ia memastikan dukungan teknis dan pelatihan akan diberikan oleh Distanbun Jateng.

 

Rais Syuriyah PWNU Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh mengingatkan pentingnya menjaga kesucian bumi. 

 

“Mari kembalikan yang dari bumi untuk bumi. Jangan racuni tanah dengan kimia sintetis,” serunya.