Tidaklah Allah menciptkan manusia kecuali untuk menyembah-Nya. Di satu sisi manusia harus bekerja untuk mendapatkan rezeki guna bekal ibadah. Islam mengajarkan agar menusia bekerja untuk hidup dan hidup untuk beribadah, apa pun nama dan bentuk pekerjaannya yang terpenting adalah halal.
Rasulullah saw menghargai orang yang bekerja sebagai pemikul kayu bakar (kuli) daripada orang yang sukanya meminta-minta.
Ketika seseorang mulai bekerja dan mendapatkan hasil (upah) kerja untuk yang pertama kali tentu akan bersenang hati, saking senangnya, tidak sedikit dari mereka yang telah mendapatkan hasil (upah) kerja yang pertama kali lalu mengajak teman koleganya untuk makan bersama sebagai perwujudan rasa syukur.
Hadits Nabi: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَامُ كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ
Artinya:
Tidak ada seseorang yang memakan satu makanan pun yang lebih baik dari makanan hasil usaha tangannya (bekerja) sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud as. memakan makanan dari hasil usahanya sendiri. (HR Bukhari)
KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng