Seorang penunggang sapi itu tiba-tiba memukul sapinya berkali-kali, tapi mendadak ia kaget begitu melihat sapinya menoleh ke arahnya dan berkata “ketahuilah ! Aku diciptakan oleh Allah bukan untuk ditunggangi, apalagi dipukuli. Aku diciptakan untuk membajak sawah, dan kini engkau telah berbuat dzalim”.
Sesungguhnya kedzaliman itu tidak hanya terjadi di antara sesama manusia saja, akan tetapi kedzaliman bisa terjadi kapan saja, di mana saja dan kepada apa dan siapa saja termasuk di dalamnya dzalim kepada binatang.
Memperlakukan sesuatu tidak pada posisinya, menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya adalah perbuatan dzalim, seperti halnya penunggang sapi tadi, mengapa ia harus memperlakukan sapinya dengan cambukan keras gegara tidak mau mempercepat jalannya? Padahal tidak ada hak bagi lelaki itu untuk menyuruh mempercepat langkahnya, begitu juga tidak ada kewajiban bagi sapi itu untuk menghamba kepadanya, karena kedua-duanya sama kedudukannya, yaitu hamba Allah.
Berlakulah kasih sayang kepada sesama mahluk Allah niscaya kedamaian akan dirasakan. Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَانُ ، اِرْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
Artinya:
Para pengasih dan penyayang dikasihi dan di sayang oleh Ar-Rahman (Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang), rahmatilah yang ada di bumi niscaya kalian akan dirahmati oleh Dzat yang ada di langit. (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)
KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng