Regional

PKC PMII Jateng Masa Khidmah 2025-2027 Dilantik, Akan Fokus Pada Tiga Aspek Strategis

Ahad, 3 Agustus 2025 | 17:23 WIB

PKC PMII Jateng Masa Khidmah 2025-2027 Dilantik, Akan Fokus Pada Tiga Aspek Strategis

Prosesi pelantikan PKC PMII Jateng masa khidmah 2025–2027 yang digelar di Wisma Perdamaian, Kota Semarang.

Kota Semarang, NU Online Jateng 

Ketua Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Tengah Ahmad Farichin menegaskan bahwa kader PMII harus mampu menjadi penggerak di ruang-ruang strategis masyarakat, termasuk dalam mendampingi desa dan menjaga suasana damai di tengah masyarakat.

 

Hal itu disampaikan Farichin usai pelantikan jajaran pengurus PKC PMII Jateng masa khidmah 2025–2027 yang digelar di Wisma Perdamaian, Kota Semarang, Sabtu (2/8/2025) malam.

 

“Kami memilih Wisma Perdamaian bukan tanpa alasan. Ini sebagai simbol bahwa politik sudah selesai, saatnya membangun kolaborasi dan menjaga kedamaian. PMII harus dapat bergerak di ruang manapun dengan semangat kolektif dan kolaboratif,” tegas Farichin.

 

Ia menjelaskan, dalam kepemimpinannya PMII Jateng akan fokus pada tiga hal utama. Pertama, optimalisasi arah gerak kaderisasi; kedua, penataan organisasi melalui sistem administrasi dan basis data; dan ketiga, advokasi langsung ke masyarakat selama dua hingga tiga tahun ke depan.

 

“Data dan informasi sangat penting di era digital saat ini. Itu akan jadi fondasi bagi PMII dalam mengawal kepentingan masyarakat dan menciptakan kemaslahatan bersama,” imbuhnya.

 

Pelantikan yang berlangsung khidmah tersebut turut dihadiri Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi. Dalam sambutannya, Luthfi mengapresiasi semangat kader PMII dan secara khusus mengajak mereka untuk aktif mendampingi desa-desa miskin di Jawa Tengah.

 

“PMII harus hadir di tengah-tengah desa miskin. Di seluruh cabang kabupaten/kota, tempelkan sahabat-sahabati ke bupati/wali kota. Mereka sudah saya kasih tahu bahwa PMII akan mendapat porsi pendampingan desa,” ujarnya.

 

Gubernur menyebutkan, dari 10 daerah termiskin di Jawa Tengah, masing-masing telah ditentukan satu desa yang akan diintervensi secara komprehensif. Pemerintah membutuhkan kolaborasi seluruh elemen, termasuk organisasi mahasiswa seperti PMII.

 

“Mahasiswa punya energi dan idealisme. Maka kami libatkan untuk mengawal intervensi kemiskinan ini. Evaluasi akan dilakukan setiap tiga bulan. PMII harus aktif melaporkan hasilnya,” terang Luthfi.

 

Ia mengungkapkan, angka kemiskinan di Jawa Tengah saat ini berada pada 9,48 persen, turun dari 9,58 persen pada September 2024. Namun, angka ini masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bersama.

 

“PMII harus bergerak, tidak boleh hanya berjalan di tempat. Ayo eksplorasi desa-desa di Jawa Tengah. Tunjukkan bahwa kita bisa mewujudkan kemajuan yang berkelanjutan,” pungkasnya.


Terkait