Lesbumi NU Pemalang Teliti Batu Nisan Makam Pertinggi Desa Bojongnangka
Selasa, 8 Oktober 2024 | 12:00 WIB

Lesbumi NU Pemalang bersama Pemerintah Desa Bojongnangka melakukan penelitian terhadap batu nisan di Makam Pertinggi Desa Bojongnangka, Ahad (06/10/2024). (Foto:Istimewa)
Pemalang, NU Online Jateng
Pengurus Cabang Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama Kabupaten Pemalang bersama Pemerintah Desa Bojongnangka melakukan penelitian terhadap batu nisan di Makam Pertinggi Desa Bojongnangka, Ahad (06/10/2024).
Ketua Pengurus Cabang Lesbumi NU Pemalang, Mbah Dastro, dalam sambutannya menjelaskan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk bersilaturahmi sekaligus melakukan penelitian.
"Silaturahmi dan kegiatan ini kami buat bahwa lesbumi selalu konsen terhadap aspek lokalitas di setiap daerah, wabil khusus di desa bojongnangka. Masyarakat harus tahu sejarah leluhur desanya, tidak hanya berdasar cerita orang tua terdahulu saja melainkan secara keilmiahannya juga jelas," ujarnya.
Mbah Dastro menjelaskan bahwa melalui penelitian batu nisan yang dilakukan oleh bidang arkeologi PC Lesbumi Pemalang, diharapkan masyarakat dapat mengetahui asal-usul makam tersebut, termasuk dari zaman siapa dan perkiraan tahunnya.
"Dengan penelitian batu nisan yang dilakukan oleh bidang arkeolog pengurus cabang lesbumi pemalang yakni ibu dhiana, setidaknya kita mengetahui makam tersebut di zaman siapa dan berkisaran tahun berapa,"
Ia menekankan bahwa cerita yang disampaikan nantinya akan berdasarkan data yang valid. Hasil penelitian tersebut, lanjutnya, akan diserahkan kepada desa Bojongnangka sebagai arsip atau referensi setelah penelitian selesai.
"Jadi tidak asal cerita saja melainkan bercerita berdasar pada validitas data yang ada. Adapun hasil penelitian ini kami serahkan apabila hasilnya sudah keluar sehingga bisa dijadikan arsip atau pegangan bagi desa bojongnangka," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) NU Desa Bojongnangka Ustadz Mutasir bahwa kehadiran Lesbumi NU Pemalang tidak hanya bertujuan untuk meneliti batu nisan, tetapi juga untuk menemukan nama asli dari Mbah Pertinggi.
"Kehadiran Lesbumi NU Pemalang tidak hanya untuk meneliti batu nisan, tetapi juga untuk menemukan nama asli dari Mbah Pertinggi. Harapannya, doa-doa kami saat berziarah bisa lebih tepat," ujarnya
Kepala desa Desa Bojongnangka Pemalalng, Wahmu menjelaskan bahwa terdapat banyak makam tua yang ada berada dei desan Bojongnangka.
"Di Desa Bojongnangka terdapat 14 makam tua (punden), dan yang tertua adalah Makam Mbah Pertinggi atau Mbah Bojongnangka. Makam-makam ini umumnya terletak di pinggir sungai. Berdasarkan cerita dari sesepuh desa, pemilihan lokasi tersebut bertujuan untuk memudahkan bersuci sebelum beribadah," ujarnya.
Ia menambhakan bahwa makam tua yang dikelilingi pohon bambu ini menarik banyak perhatian, baik dari warga yang datang berziarah maupun para peneliti yang ingin mendalami sejarahnya.
"Mbah Pertinggi memang sering diziarahi oleh masyarakat maupun pejabat daerah. Bahkan, Dinas Kebudayaan pernah melakukan penelitian di sini, tetapi hingga kini kami belum menerima hasilnya. Alhamdulillah, Lesbumi NU Pemalang bisa datang untuk melakukan penelitian. Kami berharap dapat memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang leluhur kami di Desa Bojongnangka," tambah Wahmu.
Masyarakat Desa Bojongnangka sudah akrab dengan Makam Mbah Pertinggi, terutama karena hampir setiap malam Jumat selalu ada yang berziarah, baik secara individu maupun berkelompok. Penelitian ini dilakukan oleh bidang arkeologi Lesbumi Pemalang, dan hasilnya akan kami serahkan kepada desa sebagai arsip atau referensi," jelas Mbah Dastro.
Pewarta : LTN NU Kab. Pemalang