Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra

Regional

Hadiri Maulid Akbar di Pekalongan, Lesehan di Pinggir Rel Kereta Api Tak Masalah (3)

Mengikuti maulid akbar di pinggir rel kereta api dengan khusuk (Foto: Istimewa)

Pekalongan, NU Online Jateng
Agenda peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW memotivasi semangat umat Islam dari berbagai penjuru dunia untuk merayakannya, tak terkecuali di Kota Pekalongan. Ratusan ribu umat Islam bersama Habib Luthfi Rais Aam Idarah Aliyah Jam'iyah Ahlit Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyah (Jatman) setiap tahun merayakannya.


Perayaan maulid nabi yang digelar di gedung Kanzus Sholawat Halan dr Wahidin 70, Kota Pekalongan, Ahad (30/10/2022) menjadi obat kerinduan umat Islam dari berbagai tanah air untuk mengikuti secara langsung dari lokasi acara.


Tak pelak, pusat kegiatan di Kampung Noyontaan Gang 7 Jalan dr Wahidin 70 nyaris tak mampu menampung tamu-tamu Rasulullah yang jumlahnya meningkat tajam dibanding tahun-tahun sebelumnya, apalagi setelah pandemi Covid-19 melandai.


Baca Juga:
Maulid Akbar di Kota Pekalongan Luar Biasa (2)


beberapa tamu penting di antaranya Kapolri Jendral Pol Sigit Sulistyo Prabowo, Ketua Komisi Pencegahan Korupsi (KPK) Firli Bahuri, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafly Amar, Komandan Jendral (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopasus), Mayjen TNI Iwan Setiawan, Mustasyar PBNU Prof KH Said Aqil Siroj, sejumlah kepala daerah para habaib, dan pimpinan NU, serta para pecinta rasul dari berbagai komunitas.


Demi memenuhi hasrat jamaah agar dapat terlayani dengan baik dan bisa bersama-sama dalam satu majelis menumpahkan mahabbah kepada Rasulullah, oleh panitia lokasi maulid akbar diperluas dengan menutup sebagian jalan Dr Wahidin Pekalongan menjadi areal yang menyatu dengan gedung Kanzus Sholawat dan kediaman Habib Luthfi yang berada di Noyontaan gang 7.


Itupun tidak mampu menampung seluruh jamaah, hingga akhirnya jamaah harus mengikuti prosesi maulid nabi di luar areal yang sudah disiapkan panitia. Maka jadilah jalan-jalan utama kota Pekalongan yakni jalan dr Sutomo, dr Wahidin (selatan rel KA), jl dr Cipto, jl A  Yani, jl Tondano, dan jl Maninjau yang mengitari gang Nayontaan menjadi lautan manusia yang mengumandangkan shalawat.



Menteri Koordinator Kesra Pengurus Pusat (PP) Ikatan Alumni  Institut Teknologi Bandung (IA ITB) Rudi Andriyana.


Itupun mereka tetap harus berdesakan, sejak subuh areal maulid akbar yang disiapkan panitia sudah tidak dapat menampung lautan jamaah, kampung dan gang-gang disekitar Jl Dr Wahidinpun dijejali lautan jamaah yang dengan khusuk tetap mengikuti prosesi maulid.


"Sejak subuh kami sudah tidak bisa mendekat lokasi maulid akbar, kami mengikuti prosesi maulid di jl Dr Wahidin selatan dan lesehan di tepi rel kereta api," kata Hj Hidayah jamaah dari Magetan, Jawa Timur.


Hal serupa juga dialami sejumlah muhibbin rosul dari komunitas alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) yang tidak dapat masuk lokasi maulid akbar karena terhalang lautan massa yang pada akhirnya mengikuti acara ini dari awal sampai akhir di sebuah warung kecil di sekitar jalan Dr Wahidin.


"Ini luar biasa, ada kekuatan di luar perhitungan nalar, jamaah meski berdesakan tetapi tertib mengikuti prosesi maulid dari sehabis shalat subuh sampai pukul 14.00. Di sela acara masih menjalankan shalat dzuhur berjamaah di lokasi, ini luar biasa," kata Menteri Koordinator Kesra Pengurus Pusat (PP) Ikatan Alumni  Institut Teknologi Bandung (IA ITB) Rudi Andriyana.


Hari itu Rudi bersama-sama dengan sejawat alumni ITB mendapat undangan untuk mengikuti maulid akbar yang diinisiasi habib lutfi itu,  namun tidak bisa masuk di lokasi undangan yang sudah disiapkan panitia, hal ini dimaklumi.


Justru dengan mengikuti prosesi maulid melalui YouTube bersama-sama dengan komunitas alumni ITB dari kalangan nahdliyin di luar areal kanzus sholawat  dapat menyaksikan betapa semangat dan ikhlasya para jamaah, meski tidak kebagian tempat yang nyaman tetap bersemangat mengikuti acara maulid dengan khusuk.


Bahkan lanjutnya, dia menemukan fenomena yang sangat dramatik, demi mendekati lokasi maulid  sebagian massa sampai menyabung nyawa, berdesakan di pinggir jalur ganda rel kereta api jurusan Semarang-Jakarta 150 meter selatan Kanzus sholawat yang dikenal sebagai jalur padat.


Saat kereta api tidak melintas, mereka duduk di sekitar rel, bahkan ada yang duduk di atas bantalan jalur baja itu untuk bershalawat mengikuti irama shalawat yang bisa dikumandangkan dari Kanzus Sholawat melalui Android yang dipegangnya.


ketika ada tanda bahwa kereta api akan lewat, dengan sigap anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) yang ditugaskan secara khusus di lokasi ini menghalau jamaah untuk menjauh dari jalur baja ketika terdengar sinyal kereta api akan melintas, setelah kereta lewat mereka kembali memadati rel ganda itu.


Kepala Satuan Koordinasi Cabang (Kasatkorcab) Banser Kota Pekalongan Zainal Abidin mengatakan, untuk mengamankan tempat-tempat vital termasuk jalur kereta api dirinya mengerahkan 4 ribu personel Banser.


"Selain dari Kota Pekalongan, ada puluhan kabupaten kota di Jateng mengirimkan bantuan personel Banser untuk membantu keamanan selama kegiatan maulid akbar berlangsung," ujarnya kepada NU Online Jateng usai acara.

 
Dari laporan petugas di lapangan lanjutnya, banyak dikabarkan jamaah yang pingsan, namun sudah ditangani oleh tim kesehatan terpadu dengan baik.


"Membanjirnya jamaah di kawasan rel ganda sudah kami antsipasi dengan menempatkan petugas yang secara khusus mengatur dan menjaga keselamatan jamaah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak  diinginkan, Alhamdulillah semuanya lancar," pungkasnya.


Penulis: Samsul Huda

Samsul Huda
Editor: M Ngisom Al-Barony

Artikel Terkait