Pendidikan Tinggi

Halal Bihalal IKA UIN Gus Dur Pekalongan, Perkuat Silaturahmi di Era Disrupsi

Ahad, 27 April 2025 | 07:00 WIB

Halal Bihalal IKA UIN Gus Dur Pekalongan, Perkuat Silaturahmi di Era Disrupsi

Halal Bihalal dan perubahan nama serta peluncuran logo baru organisasi alumni UIN Gus Dur Pekalongan. Sabtu (26/4/2025)

Pekalongan, NU Online Jateng 

Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Negeri KH Abdurrahman Wahid Pekalongan (IKA UIN Gus Dur) menggelar kegiatan Halalbihalal dan Temu Alumni lintas angkatan di Auditorium Kampus UIN Gus Dur, Sabtu (26/4/2025).

 

Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk mempererat silaturahmi dan membahas strategi menghadapi tantangan zaman. Hadir sebagai narasumber, Wakil Rektor III Prof H Muhlisin, anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah sekaligus alumni UIN Gus Dur tahun 2009, Harun Abdul Hafidz; serta Abdul Hamid, yang juga anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah. Mereka mengupas tema 'Menavigasi Gelombang Disrupsi: Strategi Sarjana Unggul di Era Sertifikasi dan Kompetensi'.

 

Ketua IKA UIN Gus Dur, Abdul Adhim, dalam sambutannya menekankan pentingnya kepedulian alumni terhadap perkembangan almamater. Ia mengajak seluruh alumni untuk bahu-membahu mendukung pembangunan Masjid UIN Gus Dur.

 

“Pembangunan Masjid UIN Gus Dur sudah berjalan selama enam tahun, namun kita bisa melihat sendiri perkembangannya. Untuk itu, marilah, kita para alumni untuk bisa menyumbang rupiah demi rupiah, demi terbangunnya Masjid UIN Gus Dur untuk kemaslahatan bersama,” katanya.

 

Prof Muhlisin dalam paparannya menegaskan bahwa UIN Gus Dur terus berkomitmen meningkatkan kualitas mahasiswa, terlebih kegiatan ini turut dihadiri para calon wisudawan periode Mei 2025. Ia menyebutkan, terdapat empat fokus utama dalam pengembangan mahasiswa.

 

“Pertama, organisasi kemahasiswaan. Kedua, manajemen talenta mahasiswa. Ketiga, pengembangan karir mahasiswa. Keempat, fasilitasi beasiswa mahasiswa,” tuturnya.

 

Sementara itu, Harun Abdul Hafidz mengurai berbagai tantangan gelombang disrupsi yang perlu dinavigasi. Ia menyebutkan beberapa faktor krusial yang perlu diantisipasi, mulai dari perkembangan teknologi hingga geopolitik dunia.

 

“Pertama, perkembangan teknologi seperti AI, sensor visual, 3D printing. Kedua, perkembangan geopolitik global maupun regional seperti perang blok Amerika vs blok Cina, ketegangan di kawasan LCS,” jelasnya.

 

Tak hanya itu, ia juga menyoroti sektor keuangan dan ekonomi global yang terus bergejolak, serta tantangan lingkungan hidup yang semakin nyata.

 

“Berikutnya kita juga perlu menavigasi perkembangan sektor keuangan dan perekonomian global, regional maupun nasional seperti kebijakan perdagangan internasional, perang dagang, dan depopulasi, serta perkembangan alam dan daya dukung lingkungan seperti perubahan iklim, ancaman bencana alam,” imbuhnya.

 

Adapun Abdul Hamid berbicara tentang pentingnya strategi membangun keunggulan sarjana di era sertifikasi dan kompetensi. Menurutnya, penguasaan hard skills dan soft skills harus berjalan beriringan.

 

“Para sarjana harus menguasai kompetensi inti (hard skills), seperti berfokus pada keahlian jurusan, dan mengikuti pelatihan bersertifikat. Selain itu, yang tak kalah penting adalah melengkapinya dengan soft skills. Kemampuan komunikasi, keaktifan di organisasi, dan mengasah skill problem solving, itu menjadi nilai tambah,” ungkapnya.

 

Dalam kesempatan tersebut, juga diluncurkan nama dan logo baru organisasi alumni, yang kini resmi bernama Ikatan Lintas Alumni UIN (ILUIN) Gus Dur dan telah terdaftar di Kemenkumham.

 

Acara yang berlangsung hangat ini turut dimeriahkan dengan penampilan penyanyi Hj Miladia Nur, memperkuat suasana silaturahmi antar alumni dari berbagai generasi, mulai dari era IAIN Walisongo Pekalongan, STAIN, IAIN, hingga UIN Gus Dur. Semangat persaudaraan dan komitmen mendukung kemajuan almamater pun menjadi tekad bersama yang mengemuka di momen bersejarah ini.