PLN Mobile Gandeng YBAM Gelar Pawiyatan Aksara Jawa Metode “Cara Ngapak” di SMK Ma’arif Walisongo Kajoran
Selasa, 2 September 2025 | 12:00 WIB

awiyatan Aksara Jawa dengan metode “Cara Ngapak” di SMK Ma’arif Walisongo Kajoran, Kabupaten Magelang, Sabtu–Ahad (30–31/8/2025).
Magelang, NU Online Jateng
Perusahaan Listrik Negara (PLN) melalui produknya PLN Mobile bekerja sama dengan Yayasan Bina Aksara Mulya (YBAM) Yogyakarta menggelar Pawiyatan Aksara Jawa dengan metode “Cara Ngapak” di SMK Ma’arif Walisongo Kajoran, Kabupaten Magelang, Sabtu–Ahad (30–31/8/2025). Kegiatan ini ditujukan bagi para guru Bahasa Jawa tingkat dasar hingga menengah di bawah naungan LP Ma’arif NU Kabupaten Magelang.
Sekretaris YBAM, Afiffuddin, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian PLN dalam penguatan pendidikan dan kebudayaan.
“Pawiyatan ini menjadi salah satu komitmen PLN di bidang penguatan pendidikan dan kebudayaan. Aplikasi PLN Mobile sendiri hadir untuk mempermudah layanan pelanggan, sementara dukungan kepada literasi aksara Jawa adalah upaya meneguhkan identitas budaya,” ujarnya.
Pembina YBAM sekaligus penggagas metode Cara Ngapak, Akhmad Fikri AF, menegaskan bahwa metode ini dirancang agar aksara Jawa lebih mudah dipahami.
“Metode Cara Ngapak menekankan pada Logika Nalar Visual (LNV). Para siswa diajak memahami aksara Jawa dari bentuk dan karakternya, sehingga cepat hafal dan mudah mengingatnya. Selama ini, pelajaran baca tulis aksara Jawa dianggap sulit, maka metode ini hadir untuk mengatasi problem tersebut,” jelasnya.
Kepala SMK Ma’arif Walisongo Kajoran, Maksum, menyebut kegiatan ini sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat.
“Kami sudah membuktikannya dengan mengirim 10 siswa ke Pesantren YBAM Yogyakarta. Dalam waktu singkat mereka mampu menguasai aksara Jawa, bahkan dilatih desain grafis, kaligrafi, dan membatik Carakan Jawa,” terangnya.
Senada dengan itu, Ketua LP Ma’arif PCNU Kabupaten Magelang, M Nurdin Syafi’i, menekankan pentingnya menjaga eksistensi aksara Jawa.
“Aksara Jawa adalah warisan leluhur yang sangat penting. Kita bisa belajar dari bangsa maju seperti Jepang, Korea, Cina, dan Rusia yang tetap konsisten menjaga aksaranya," ujarnya.
"Dengan pawiyatan ini, para pendidik diharapkan tidak hanya menguasai aksara Jawa secara teoritis, tetapi juga memiliki keterampilan pedagogis untuk menumbuhkan minat siswa,” tambahnya.
Penguasaan aksara Jawa juga bisa dikembangkan dalam bidang ekonomi kreatif sebagaimana langkah yang dilakukan SMK Ma’arif Walisongo Kajoran, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat ke depan.