KH Thoifur Mawardi Dimakamkan, Ilmu dan Keteladanannya Tetap Hidup
Rabu, 20 Agustus 2025 | 19:00 WIB

Pelayat menyolati almarhum KH Thoiruf Mawardi di kompleks pesantren, Rabu (20/8/2025) sekitar pukul 11.30 WIB
Purworejo, NU Online Jateng
Kepergian ulama kharismatik KH Thoifur Mawardi meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, santri, dan masyarakat luas. Ribuan pelayat turut mengiringi prosesi pemakaman Pengasuh Pondok Pesantren Daarut Tauhid itu yang berlangsung di kompleks pesantren, Rabu (20/8/2025) sekitar pukul 11.30 WIB. Isak tangis keluarga mengiringi prosesi pemakaman yang penuh khidmat.
KH Muhammad Thoifur Mawardi lahir di Purworejo pada 8 Agustus 1955. Putra KH R Mawardi ini akrab disapa Abah Thoifur. Beliau wafat pada Selasa (19/8/2025) sore sebelum akhirnya dimakamkan di pesantren yang selama ini beliau asuh, Daarut Tauhid, Kelurahan Kedungsari, Kecamatan Purworejo.
Wakil Katib Syuriah PCNU Purworejo, Muhammad Ayub, menyampaikan terima kasih mewakili keluarga besar Kiai Thoifur kepada seluruh pelayat. Ia juga mengumumkan bahwa doa bersama dan tahlil akan digelar setiap malam selepas isya selama tujuh hari di pesantren.
"Matur saking keluarga estu ngaturaken agunging panuwun ingkang sak ageng-angengipun atas rawuh panjenengan sedaya. Ngaturaken pengumuman kagem khususipun santri lan warga lan ugi para alumni, setiap ndalu ngantos dumugi 7 hari wonten ing papan niki bade pun wontenaken tahlil atawis ba'da isya, (Pihak keluarga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kehadiran Anda semua. Disampaikan pengumuman khusus untuk para santri, warga, dan juga para alumni, bahwa setiap malam hingga tujuh hari ke depan di tempat ini akan diadakan tahlil selepas shalat Isya)," ucapnya.
Perjalanan Menuntut Ilmu
Bagi para santri dan alumni, kepergian Kiai Thoifur menjadi kehilangan besar. Sosok Abah Thoifur bukan hanya seorang guru, tetapi juga teladan hidup dan pengayom umat.
“Duka ini bukan hanya milik masyarakat Purworejo, tetapi juga dirasakan oleh jamaah, santri, dan alumni di seluruh nusantara bahkan mancanegara. Sosok Abah Kiai Thoifur Mawardi adalah pribadi yang luar biasa, penuh kesabaran, disiplin, dan pantas menjadi suri tauladan bagi kita semua,” ungkap seorang pelayat.
Santri dan jamaah juga mengenang perjalanan panjang Abah Thoifur dalam menuntut ilmu.
“Kami sangat kehilangan sosok yang istimewa ini. Beliau merupakan murid langsung dari Al-Qutb Al-Irsyad wad Da’wah As-Sayyid Muhammad bin ‘Alawi Al-Maliki. Puluhan tahun Abah Thoifur menimba ilmu di Mekah Al-Mukaromah, sebuah perjalanan yang menjadi inspirasi bagi kami untuk terus meneladani semangat beliau dalam mencari ilmu,” tambahnya.
Sepanjang hidupnya, Kiai Thoifur menimba ilmu di berbagai pesantren ternama, di antaranya pesantren Sugihan Kajoran Magelang, pesantren Lasem, dan pesantren Rembang. Perjalanannya berlanjut hingga Mekah, berguru langsung kepada ulama besar Al-Qutb Al-Irsyad wad Da'wah As-Sayyid Muhammad bin 'Alawi Al-Maliki Al-Hasani.
Kini, Purworejo kehilangan salah satu ulama terbaiknya. Namun, suri tauladan, keteguhan, dan ilmu yang diwariskan Abah Thoifur Mawardi akan terus hidup dalam diri para santri dan masyarakat yang pernah merasakan bimbingannya.