Khutbah

Khutbah Jumat: Keutamaan Zakat Fitrah dalam Menyucikan Jiwa dan Menjaga Keadilan Sosial

Jumat, 28 Maret 2025 | 05:00 WIB

Khutbah Jumat: Keutamaan Zakat Fitrah dalam Menyucikan Jiwa dan Menjaga Keadilan Sosial

Ilustrasi Zakat

Zakat fitrah tidak hanya menjadi kewajiban yang harus ditunaikan menjelang Idulfitri, tetapi juga memiliki keutamaan besar dalam menyucikan jiwa dari dosa dan kekhilafan selama Ramadan.


Lebih dari itu, zakat fitrah berperan penting dalam menjaga keadilan sosial dengan membantu mencukupi kebutuhan kaum duafa, sehingga kebahagiaan hari raya dapat dirasakan secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat.

 

Khutbah Pertama


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ الْإِيمَانِ وَالْإِسْلَامِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتَمِ النَّبِيِّينَ وَإِمَامِ الْمُرْسَلِينَ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ


Jamaah Jumat rahimakumullah,


Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.


Ramadhan telah mendekati akhirnya, dan di antara kewajiban yang harus kita tunaikan adalah zakat fitrah. Zakat ini bukan sekadar kewajiban biasa, tetapi juga memiliki makna spiritual dan sosial yang sangat dalam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surah At-Taubah ayat 103:


خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ


"Ambillah zakat dari harta mereka guna menyucikan dan membersihkan mereka, dan doakanlah mereka, karena sesungguhnya doamu adalah ketenteraman bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. At-Taubah: 103)


Zakat fitrah memiliki peran penting dalam menyucikan jiwa dan menyempurnakan ibadah puasa. Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wasallam bersabda dalam riwayat Abu Daud:


فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ الرَّفَثِ وَاللَّغْوِ، وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ، مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلَاةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ، وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلَاةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ


"Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wasallam mewajibkan zakat fitrah sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari segala perbuatan sia-sia dan ucapan tidak baik, serta sebagai makanan bagi orang miskin. Siapa yang menunaikannya sebelum salat hari raya maka zakatnya diterima, dan siapa yang menunaikannya setelah salat hari raya maka termasuk sedekah biasa."


Jamaah Jumat rahimakumullah,


Dalam Kitab Hāsyiyah Jamāl ‘ala al-Minhāj, Syekh Zakaria al-Anshari menyampaikan sabda Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wasallam:


شَهْرُ رَمَضَانَ مُعَلَّقٌ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَا يُرْفَعُ إِلَى اللهِ إِلَّا بِزَكَاةِ الْفِطْرِ


"Bulan Ramadhan digantungkan antara langit dan bumi, tidak diangkat kepada Allah kecuali dengan zakat fitrah."


Syekh Zakaria menjelaskan bahwa selama seseorang belum mengeluarkan zakat fitrah, maka pahala puasanya belum bisa didapatkan.


Sebagai Muslim yang taat, kita harus memahami bahwa zakat bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga bagian dari keimanan kita kepada Allah. Allah berfirman dalam Surah An-Nur ayat 56:


وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ


"Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul, supaya kamu diberi rahmat."


Zakat fitrah penting karena:

 
  • Sebagai bukti totalitas kecintaan kepada Allah.

Zakat menunjukkan bahwa kita tidak menduakan Allah dengan harta.

  • Sebagai cara membersihkan jiwa dari sifat kikir.

Zakat menjadikan seseorang lebih dermawan.

  • Sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah.

Harta yang kita miliki adalah amanah yang sebagian haknya milik orang lain.


Imam al-Ghazali dalam kitab Ihyā’ ‘Ulūm al-Dīn menjelaskan bahwa zakat memiliki tiga hak utama:

  1. Hak orang miskin yang membutuhkan
  2. Hak masyarakat umum
  3. Hak Allah Subhanahu wa Ta’ala 


Zakat fitrah juga harus ditunaikan pada waktunya. Para ulama membagi waktu pembayaran zakat fitrah menjadi lima:

1. Jawazul Waqti– Sejak awal Ramadan.  
2. Wajibul Waqti – Saat matahari terbenam pada hari terakhir Ramadan.  
3. Afdhalul Waqti – Sebelum shalat Idul Fitri.  
4. Makruh Waqti– Setelah shalat Idul Fitri, kecuali ada udzur.  
5. Haromul Waqti– Sehari setelah Idul Fitri.  


Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,


Zakat fitrah bukan hanya sekadar ritual ibadah, tetapi juga memiliki dampak sosial yang luar biasa. Dengan membayar zakat fitrah, kita membantu fakir miskin agar dapat merasakan kebahagiaan di hari raya. Islam mengajarkan kita untuk saling berbagi dan memberi kasih sayang kepada sesama.


Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:


"مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ الْوَاحِدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى"

(HR. Muslim)


"Perumpamaan kaum Mukmin dalam kasih sayang mereka adalah seperti satu tubuh. Jika satu bagian tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakitnya."


Maka dari itu, marilah kita tunaikan zakat fitrah dengan penuh keikhlasan, sebagai wujud kepatuhan kita kepada Allah dan kepedulian terhadap sesama.


بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ وَلِجَمِيعِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.


Khutbah Kedua


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ . اَشْهَدُ اَنْ لَّا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ رَحْمَةً لِّلْعَالَمِيْنَ . اَللّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آَلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ  .  اَمَّا بَعْدُ فَيَا اَ يُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَ لَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَ اَ نْتُمْ مُسْلِمُوْنَ . اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ اْلأَمْوَاتِ . رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَ تُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ . اَللَّهُمَّ قَوِّ اِيْمَانَنَا وَ حَسِّنْ اَخْلَاقَنَا وَ ارْفَعْ دَرَجَاتِنَا فِى الدُّنْيَا وَ الْآخِرَةِ . رَبَّنَا آَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّ فِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَابَ النَارِ  وَ اَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ بِرَحْمَتِكَ  يَا اَرْحَمَ الرَاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ  ِللهِ رَبِّ الْعالَمِيْنَ .

 

Oleh: Dr Muhammad Ash-Shiddiqy, ME