Wanita Mulia yang Menemani Proses Kelahiran Nabi Muhammad saw
Ahad, 22 September 2024 | 17:00 WIB
Semarang, NU Online Jateng
Sebagaimana disepakati oleh mayoritas ulama, kelahiran Rasulullah saw tepat pada hari Senin, tanggal 12 Rabi’ul Awal, tahun Gajah. Banyak buku dan kitab yang mengulas tentang betapa mengagumkan detik-detik kelahiran Nabi Muhammad saw.
Terdapat banyak kejadian menakjubkan yang terjadi pada saat itu. Bulan terbelah dan bintang bersinar begitu terang, pintu-pintu surga dibuka lebar. Sementara pintu neraka ditutup rapat-rapat. Hingga ribuan malaikat turun ke bumi dan memenuhi seluruh gunung di Makkah.
Lebih dari itu, terdapat suatu kejadian menarik perihal sosok perempuan yang menemani Aminah ketika melahirkan Rasulullah saw. Mengutip tulisan A Muchlishon Rochmat yang berjudul Empat Wanita Mulia yang Menemani Proses Kelahiran Rasulullah. Saat proses kelahiran Nabi, pada malam ke-12 bulan Rabiul Awwal, Aminah seorang diri di rumahnya karena kakek Rasulullah, Abdul Muthalib sedang bermunajat di Ka’bah.
Aminah menangis dalam kesendiriannya, karena tidak ada satu orang pun yang menemani di saat-saat ia hendak melahirkan. Namun, tiba-tiba saja muncul empat perempuan di dalam rumah Aminah.
Sebagaimana dikutip A Muchlishon Rochmat dalam kitab An-Ni’matul Kubra ‘Alal ‘Alam karya Syihabuddin Ahmad bin Hajar al-Haitami Asy-Syafii begitu juga diuraikan dalam buku Happy Birthday Rasulullah, dituliskan bahwa empat perempuan tersebut begitu cantik, anggun, harum, dan diliputi dengan cahaya yang memancar kemilau.
Wanita pertama datang menghampiri Aminah seraya berkata: “Sungguh berbahagialah engkau wahai Aminah!”. Ia kemudian mengatakan bahwa Aminah adalah Perempuan yang paling beruntung dan mulia di dunia karena telah mengandung Muhammad, pemimpin setiap insan. Wanita itu kemudian duduk di sebelah kanan Aminah.
Aminah kemudian bertanya kepada wanita tersebut, “Siapakah engkau?”.
Ia menjawab, “Kenalkan, aku adalah Hawa istri Nabi Adam as. Ibunda seluruh umat manusia. Aku diperintahkan Allah swt untuk menemanimu.”
Lantas wanita kedua mendekat pada Aminah. Ia pun menyampaikan hal yang sama seperti Hawa, bahwa Aminah telah mendapatkan kemuliaan dan keberuntungan yang luar biasa karena telah mengandung seorang yang begitu istimewa, cerdas, mulia, agung, dan dermawan, ialah Nabi Muhammad saw.
Wanita kedua memperkenalkan dirinya, ia adalah Sarah, istri Nabi Ibrahim. Ia juga diperintah Allah untuk menemani proses kelahiran Rasulullah. Sarah kemudian duduk di sebelah kiri Aminah.
Setelah itu, wanita ketiga datang menghampiri Aminah. Kemudian Aminah bertanya siapa gerangan wanita ketiga itu. Wanita tersebut kemudian menjawab kalau dirinya adalah Asiyah binti Muzahim. Ia juga diutus Allah untuk menemani Aminah.
Ia menyebut bahwa Aminah merupakan wanita yang sangat beruntung karena telah mengandung kekasih Allah. Ia kemudian duduk di belakang Aminah.
Sementara itu, wanita terakhir maju mendekat pada Aminah. Sama seperti tiga wanita sebelumnya, ia menyanjung Aminah sebagai wanita yang sangat beruntung karena telah mengandung Nabi Muhammad, seorang yang dianugerahi Allah berbagai mukjizat. Seseorang yang menjadi junjungan seluruh penghuni bumi dan langit.
Wanita keempat itu duduk di depan Aminah seraya berkata “Sesungguhnya aku adalah Maryam binti Imran, ibunda Nabi Isa as,” kata wanita keempat tersebut kepada Aminah.
“Aminah menjadi tenang dan damai setelah ditemani oleh wanita-wanita mulia tersebut. Pada saat tanda-tanda kelahiran sudah dirasakan, Aminah menyandarkan tubuhnya kepada empat wanita utama tersebut,” tulis A Muchlishon Rochmat dilansir NU Online Jateng pada Ahad (22/9/2024).