Fragmen

6 Fakta Sejarah RA Kartini yang Jarang Diketahui Publik

Senin, 21 April 2025 | 12:00 WIB

6 Fakta Sejarah RA Kartini yang Jarang Diketahui Publik

RA Kartini (Foto: Istimewa)

Raden Ajeng Kartini dikenal sebagai pelopor emansipasi perempuan di Indonesia. Namun, di balik kiprah besarnya, terdapat sejumlah sisi kehidupan dan fakta sejarah yang belum banyak diketahui publik. Berikut enam fakta dalam buku "Sebut saja Aku Kartini" karya Pramoedya Ananta Toer tentang R.A. Kartini:


1. Wafat dalam Usia Muda

Kartini wafat dalam usia yang sangat muda, yakni 25 tahun, pada 17 September 1904. Ia meninggal dunia hanya empat hari setelah melahirkan putra pertamanya, Soesalit Djojoadhiningrat, yang lahir pada 13 September 1904.


2. Gemar Memasak dan Tinggalkan Warisan Kuliner


Di balik perjuangannya, Kartini juga dikenal gemar memasak. Kegemarannya tersebut dijadikan sebagai alat diplomasi budaya untuk memperkenalkan peradaban Jawa kepada Belanda.


Dari tangannya lahir beragam resep masakan, di antaranya sup pangsit Jepara dan ayam besengek. Resep-resep itu ditulis dalam aksara Jawa dengan satuan takaran tradisional seperti kati, elo, dan cangkir.


Cicit Kartini, Suryatini N. Ganie, menerjemahkan resep-resep tersebut ke dalam Bahasa Indonesia dengan takaran modern dalam buku berjudul Kisah dan Kumpulan Resep Putri Jepara: Rahasia Kuliner R.A Kartini, R.A Kardinah, dan R.A Roekmini, yang memuat sekitar 200 resep keluarga Kartini.


3. Mengenalkan Islam sebagai Agama Cinta Damai


Kartini dikenal sebagai sosok Muslimah yang berusaha menunjukkan wajah damai Islam kepada dunia. Ia bahkan pernah mengirimkan foto Paus yang dibingkai dengan ukiran khas Jepara kepada sahabatnya di Belanda, Mr. J.H. Abendanon.


Melalui tindakan itu, Kartini ingin menunjukkan bahwa ia adalah seorang Muslim yang menghormati agama lain, serta ingin memperkenalkan wajah Islam yang ramah dan toleran.


4. Pelopor Pengenalan Ukir Jepara ke Eropa


Selain memperjuangkan pendidikan perempuan, Kartini turut mengenalkan seni ukir Jepara hingga ke Eropa. Atas jasa tersebut, pada tahun 1929 pemerintah Hindia Belanda mendirikan Openbare Ambachtsschool atau Sekolah Ukir Jepara sebagai bentuk penghormatan terhadap Kartini.


5. Gagasan Cemerlang dalam Surat-Suratnya


Kartini mulai aktif menyampaikan gagasannya melalui surat sejak usia 20 tahun. Ia pernah mengajukan permohonan beasiswa kepada pemerintah Hindia Belanda untuk melanjutkan studi ke Belanda dan Batavia.


Namun, karena telah menikah, beasiswa itu kemudian ia serahkan kepada tokoh muda Salim dari Riau. Kartini juga mengirimkan surat protes kepada pemerintah Hindia Belanda dan mengusulkan agar bahasa Melayu dan Belanda dimasukkan dalam kurikulum pendidikan serta digunakan dalam media cetak, jauh sebelum adanya Sumpah Pemuda.
 

Selain lima fakta tersebut, ada tambahan fakta sejarah yang yang disebutkan oleh Rais 'Ali Jatman PBNU, KH Achmad Chalwani yang mengatakan bahwa RA Kartini juga Mengaji kepada Kiai Sholeh Darat.


Kartini dikenal dekat dengan kalangan pesantren. Ia kerap mengikuti pengajian yang diasuh oleh Kiai Sholeh Darat di Pendopo Kabupaten Demak.


Salah satu pengajian yang membuat Kartini terkesan adalah saat Kiai Sholeh menafsirkan Surat Al-Fatihah dalam Bahasa Jawa. Kartini bahkan meminta agar seluruh isi Al-Qur’an diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat.


Kiai Sholeh Darat dikenal mahir dalam menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam bahasa Jawa dengan aksara Pegon. Kartini disebut sebagai salah satu santri kesayangan beliau. Bahkan, sang kiai menghadiahkan kitab tafsir Al-Qur’an kepada Kartini sebagai hadiah pernikahan.


“Kiai Sholeh Darat bahkan memberikan kitab tafsir Al-Qur’an kepada Kartini sebagai hadiah pernikahan,” Ujar Pengasuh Pesantren An-Nawawi Berjan dalam ceramahnya yan dikutip NU Online Jateng.