KH Bahauddin Nursalim menjelaskan, dulu orang memaknai ayat Wa jahidụ bi`amwalikum wa anfusikum fi sabilillah, jika perang dengan kebatilan maka ada yang membiayai. Seperti Sayidina Usman yang membiayai Perang Khandaq dan Perang Tabuk.
Saat itu, biaya perang untuk beli senjata. Dalam ilmu balaghah, melihat ayat ini jika konteks tidak disebut malah umum. Allah hanya bilang berjuanglah kamu dengan melibat harta kamu. Wajahidu itu sesuai zaman, karena konteksnya tidak disebutkan. Berjuang dengan wa jahidu bi amwalikum, itu tafsirnya luas. Semisal untuk membeli dan membuat kekuatan
Dulu pemain bola Muslim di Eropa dan Amerika kesulitan dalam beribadah. Setelah Manchester City sahamnya dibeli orang Islam, bukannya dibolehkan shalat, tapi malah dibuatkan masjid untuk shalat. Artinya segampang itu orang beragama saat melibatkan unsur uang.
Dalam pandangannya, kemenangan bagi Islam itu tidak selalu harus menang dalam pertarungan fisik, tapi bisa di artikan menang ekonomi dan peradaban karena saat itu diperlukan.
Sebuah kekuatan bisa mempengaruhi komunitas. Dengan begitu orang-orang akan terbiasa dengan kebaikan. Orang biasa mendengarkan ada adzan, biasa mendengar wiridan, biasa bawa kitab saat ngaji. Kita menganggap kebenaran itu ma'ruf, diketahui orang banyak.
Jika kita datang ke daerah yang minoritas Muslim sebagai buruh atau pekerja kasar maka untuk shalat itu susah. Namun, jika sebagai pemodal maka akan mendatangkan keamanan dari rasa takut. Ciri beragama, dengan harta ini terasa banget di Inggris
Seorang dokter juga bisa dakwah dengan ilmunya. Karena ia memiliki power di bidang kesehatan. Ketika seorang dokter Muslim bisa menarik simpatik karena dibutuhkan.
Di Indonesia umat Muslim-nya masih menang keyakinan, semisal ada orang tidak shalat naik ferrari melamar seorang gadis di desa, maka yang diterima malah pemuda yang biasa, tapi rajin shalat. Sikap ini terbentuk karena kebaikan sudah jadi kebiasaan.
Bagi perempuan, jika ada perempuan cantik dan buruh maka pikiran majikannya aneh-aneh, bisa diganggu. Namun, perempuan cantik yang jadi majikan maka buruhnya takut untuk mengganggu. Artinya power itu penting. Orang lelaki jahat akan mudah menyalurkan syahwat jika punya kekuasaan. Wallahu a'lam bis-shawab
KH Bahauddin Nursalim, Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)
Terpopuler
1
Refleksi Kemerdekaan ke-80, IKA PMII Jateng Luncurkan Buku Masterpiece Perlawanan Ulama Jawa Tengah Melawan Penjajah
2
MI NU 18 Weleri Kendal Meriahkan Karnaval Kecamatan, Ribuan Warga Antusias Menyaksikan
3
Khutbah Jumat: Menutup Safar, Menyambut Rabiul Awal dengan Muhasabah dan Cinta Rasulullah
4
Khutbah Jumat: Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan
5
Puluhan Warga Tayu Pati Kirim Surat untuk KPK Lewat Kantor Pos
6
Job Fair HUT ke-80 Jateng Buka 6.800 Lowongan Kerja
Terkini
Lihat Semua