Dahulu, di jamannya Nabi Musa As ada suami istri hidup dalam kemiskinan, namun dalam perjalanannya Allah merubah nasibnya dengan membukakan pintu rezeki sehingga hidupnya berbalik menjadi orang kaya.
Meski sewaktu miskin suami istri itu sering diremehkan oleh orang lain dan dipandang dengan sebelah mata, namun ketika mereka berdua menjadi orang kaya tidak sedikitpun mendendam atas perlakuan yang mereka terima, justru mereka berdua suka membantu meringankan beban orang yang membutuhkan dan suka membelanjakan hartanya di jalan Allah tanpa itung-itungan (perhitungan).
Satu tahun berlalu, kebiasaan membelanjakan hartanya di jalan Allah (berinfak/bersedekah) tetap berjalan sebagaimana biasa dan hartanya pun tidak berkurang sedikitpun namun bertambah berkah dan melimpah.
Nabi Musa As bertanya kepada Allah "mengapa hartanya semakin banyak dan berlimpah?", ketika itu mendapatkan jawaban "mereka berdua Aku bukakan satu pintu rezeki, tapi mereka berdua telah membuka banyak pintu rezeki untuk orang lain, maka Aku pun membuka banyak pintu rezeki untuknya.
Sungguh! Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik, membukakan pintu rezeki untuk orang lain dengan cara berinfak dan sedekah, maka Allah akan mengganti dengan berlipat ganda.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 245:
مَنۡ ذَا الَّذِىۡ يُقۡرِضُ اللّٰهَ قَرۡضًا حَسَنًا فَيُضٰعِفَهٗ لَهٗۤ اَضۡعَافًا کَثِيۡرَةً ؕ وَاللّٰهُ يَقۡبِضُ وَيَبۡصُۜطُ ۖ وَ اِلَيۡهِ تُرۡجَعُوۡنَ
Artinya:
Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (QS Al-Baqarah : 245)
Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri
