• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 3 Mei 2024

Taushiyah

Kejujuran dalam Jual Beli Lahirkan Keberkahan

Kejujuran dalam Jual Beli Lahirkan Keberkahan
Foto: Ilustrasi (nu online)
Foto: Ilustrasi (nu online)

Kejujuran dalam jual beli akan melahirkan keberkahan dalam rezeki. Sebaliknya, kebohongan dalam jual beli akan melahirkan ketidaknyamanan dalam hati karena tiada keberkahan dari  hasil yang didapatkan.

 

Memang, terkadang ada orang-orang yang menjual barang dagangannya dengan menyembunyikan kejelekan atau cacatnya barang yang dijual, dan bahkan ada pula yang  melebihkan keadaan dagangannya padahal tidak demikian keadaannya, itulah kebohongan dalam jual beli.

 

Sedangkan kebohongan bagi pembeli bisa saja ia mengatakan yang tidak sebenarnya agar tawarannya diluluskan, misalnya dia mengatakan "di sana juga dijual dengan harga sekian", padahal tidak demikian sebenarnya. 

 

Sekali lagi, hindari ketidak jujuran atau kebohongan dalam jual beli agar mendapatkan keberkahan rezeki. Rasulullah shallahu alaihi wasallam bersabda :

 


الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا وَإِنْ كَذَبَا وَكَتَمَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا

 

Artinya: 
Orang yang melakukan transaksi jual beli masing-masing memiliki hak khiyar (membatalkan atau melanjutkan transaksi) selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan terbuka, maka keduanya akan mendapatkan keberkahan dalam jual beli, tapi jika keduanya berdusta dan tidak terbuka, maka keberkahan jual beli antara keduanya akan hilang. (HR Bukhari dan Muslim)

 

 

KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng tahun 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng


Taushiyah Terbaru