Jangan Biarkan Dirimu Seperti Budak
Orang sehat yang tidak menggunakan kesehatannya untuk beribadah, orang mampu yang tidak menggunakan kemampuannya untuk kebaikan, orang berilmu yang tidak mengajarkan ilmunya, orang yang memiliki kelebihan harta tidak menginfakkan ke jalan Allah dan seterusnya, mereka itu tak ubahnya seperti budak / hamba sahaya.
Seorang budak / hamba sahaya meski memiliki badan lengkap dengan anggota tubuhnya, sejatinya ia tidak berhak atas dirinya dan tidak memiliki kemapuan untuk menentukannya, karena dirinya adalah milik majikannya.
Begitulah gambaran orang-orang yang memiliki kemampuan dan seterusnya tapi tidak mampu memanfaatkannya untuk kebaikan, dialah orang yang dimisalkan sebagai budak / hamba sahaya yang tidak mampu berbuat apa-apa.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat An-Nahl ayat 75 :
ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا عَبۡدًا مَّمۡلُوۡكًا لَّا يَقۡدِرُ عَلٰى شَىۡءٍ وَّمَنۡ رَّزَقۡنٰهُ مِنَّا رِزۡقًا حَسَنًا فَهُوَ يُنۡفِقُ مِنۡهُ سِرًّا وَّجَهۡرًاؕ هَلۡ يَسۡتَوٗنَؕ اَ لۡحَمۡدُ لِلّٰهِؕ بَلۡ اَكۡثَرُهُمۡ لَا يَعۡلَمُوۡنَ
Artinya :
Allah membuat perumpamaan seorang hamba sahaya di bawah kekuasaan orang lain, yang tidak berdaya berbuat sesuatu dan seorang yang Kami beri rezeki yang baik, lalu dia menginfakkan sebagian rezeki itu secara sembunyi-sembunyi dan secara terang-terangan. Samakah mereka itu? Segala puji hanya bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (QS An-Nahl : 75)
KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng tahun 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng