Tidak ada orang yang terhindar dari cacian atau buliyan orang lain. Tidak ada orang yang lepas dari rasan-rasan orang lain (ghibah) sekalipun ia seorang pejabat atau seorang kiai, karena memang manusia tempatnya salah dan lupa sehingga tidak ada yang sempurna.
Kalau engkau mulai dicaci oleh orang lain, kalau engkau mulai dibuly oleh orang lain, dan kalau dalam hidupmu mulai ada orang yang mengusik karena iri, dengki, dan hasud itu pertanda ada sebuah capaian atau prestasi dalam hidupmu.
Sebaliknya, jikalau di usiamu yang sudah mulai matang lalu tidak ada rasan-rasan dengki dan iri dari orang lain yang dialamatkan kepadamu itu artinya belum ada prestasi atau capaian dalam hidupmu.
Mengapa? Karena biasanya dengki dan iri itu datang karena ada prestasi. Kata pepatah setiap kenikmatan dibarengi rasa dengki dan iri.
Setiap cacian, cibiran, dengki dan iri yang ditujukan kepadamu jadikanlah bahan introspeksi untuk memperbaiki sikap dan laku, lalu bermohonlah perlindungan kepada Allah SWT dari kejahatan pendengki ketika ia dengki.
Allah berfirman dalam Surat Al-Falaq Ayah 1 - 5:
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلْفَلَقِ
مِن شَرِّ مَا خَلَقَ
وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ
وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّٰثَٰتِ فِى ٱلْعُقَدِ
وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
-
Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,
-
dari kejahatan makhluk-Nya,
-
dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
-
dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,
-
dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki. (QS Al-Falaq : 1 - 5)
Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri
