Bisa jadi harta yang dimiliki oleh seseorang kelak akan menolong dan membuatnya bahagia di alam sana manakala harta yang dimiliki itu didapatkan dengan cara yang benar dan ditasharufkan secara benar pula. Tapi sebaliknya akan menjadi beban dan siksaan manakala serakah dalam mengumpulkan dan kikir dalam mengamalkan.
Ada orang yang merasa bahwa apa yang dimilikinya merupakan hasil jerih payahnya sendiri dan disebabkan oleh kepintarannya di dalam memainkan peran lalu ia kikir dan enggan beramal, padahal apa yang dimiliki sesungguhnya adalah karunia dari Allah SWT. Jangan mengira bahwa kikir itu baik bagi dirinya, padahal itu buruk dan akan menghapus keberkahan rezeki.
Allah berfirman dalam Al Qur'an Surat Ali Imran Ayat 180 :
وَلَا يَحۡسَبَنَّ الَّذِيۡنَ يَبۡخَلُوۡنَ بِمَاۤ اٰتٰٮهُمُ اللّٰهُ مِنۡ فَضۡلِهٖ هُوَ خَيۡـرًا لَّهُمۡؕ بَلۡ هُوَ شَرٌّ لَّهُمۡؕ سَيُطَوَّقُوۡنَ مَا بَخِلُوۡا بِهٖ يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ ؕ وَ لِلّٰهِ مِيۡرَاثُ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِؕ وَاللّٰهُ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ خَبِيۡرٌ
Artinya :
Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya mengira bahwa (kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya) pada hari Kiamat. Milik Allah-lah warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. (QS Ali Imran:180)
KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng
