Keimanan dan ketakwaan akan berpengaruh pada ketajaman mata hati seseorang. Tatkala keimanan dan ketakwaan semakin meningkat, maka semakin tajam mata hatinya, begitu juga sebaliknya.
Bagi orang-orang yang mata hatinya peka memandang setiap peristiwa yang terjadi di sekitarnya, akan selalu memaknainya dengan mengambil hikmah dan pelajaran dari peristiwa itu. Misalnya melihat panasnya kemarau yang berkepanjangan ia memaknai sebagai pengingat betapa panasnya api neraka, bukan sebaliknya dimaknai sebagai bencana yang harus dikeluhkan.
Gunakanlah mata dan telinga serta mata hati untuk memahami tanda kekuasaan Allah bila tidak ingin disamakan dengan binatang. Allah berfirman dala Al-Qur'an Surat Al-A'raf Ayat 179 :
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيْرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِۖ لَهُمْ قُلُوْبٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اٰذَانٌ لَّا يَسْمَعُوْنَ بِهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ كَالْاَنْعَامِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ
Artinya:
Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah. (QS Al-A'raf : 179)
KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng tahun 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng
