Taushiyah

Beruntung Punya Istri Cerewet

Senin, 9 November 2020 | 17:00 WIB

Beruntung Punya Istri Cerewet

Foto: Ilustrasi (himedik.com)

 

Terkadang keberkahan datang karena cerewetnya seorang istri dan bahkan bisa jadi mengantarkan suaminya ke puncak capaian. Dikisahkan, Abdurrahman Bajalhaban yang tinggal di Yaman adalah seorang lelaki yang memiliki istri sangat cerewet padahal Abdurrahman adalah orang yang baik, sabar, dan ahlul ibadah. 

 

Ketika Abdurrahman berpamitan hendak berkhalwat (menyepi untuk mendekat kepada Allah), bukannya bekal yang dipersiapkan, akan tetapi omelan yang mengantar keberangkatannya.

 

Sesampainya di sebuah perbukitan yang menjadi tujuannya, dia melihat dua orang lelaki yang sedang berkhalwat di sana, anehnya dua lelaki itu tanpa membawa bekal makanan, dan ketika keduanya hendak makan, cukup menengadahkan tangannya seraya berdoa dan makanan pun datang menghampirinya. Niat untuk bergabung diutarakan dan Abdurrahman pun diperbolehkan bergabung dengan syarat harus menyiapkan makanan setiap kali gilirannya.

 

Ketika Abdurrahman diminta untuk menyiapkan makanan, padahal bekal yang dibawanya juga sudah habis di perjalanan, maka Abdurrahman mengangkat tangannya dan berdoa, “Ya Allah, saya berwasilah kepada wali yang dijadikan wasilah oleh kedua orang ini, turunkanlah rezeki untuk kami bertiga,”. Doa baru saja selesai ditutup dengan kalimah amin, tiba-tiba ada makanan yang datang menghampiri. 

 

Melihat kejadian ini, kedua orang yang berkhalwat ini bertanya kepada Abdurrahman “Bagaimana caramu berdoa sehingga bisa menghadirkan makanan ini?, jawabnya “Saya berwasilah kepada wali yang kalian jadikan wasilah. Siapakah sebenarnya wali yang selalu kalian sebut sebagai wasilah dalam doa kalian?, keduanya menjawab “Wali yang selalu kami sebut sebagai wasilah dalam doa kami adalah seorang lelaki yang sabar atas omelan istrinya yang cerewet, dia adalah Abdurrahman Bajalhaban waliyullah.

 

Hadits nabi: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

لَا يَفْرُكُ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً. إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ

 

Artinya : Janganlah seorang Mukmin membenci istrinya yang mukminah. Jika membenci satu perangai darinya, ia menyukai perangai lain (yang baik) darinya. (HR Muslim)

 

KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Pengasuh Majelis Ta'lim Mar'ah Najihah Muslimat NU Kabupaten Grobogan