Samsul Huda
Penulis
Demak, NU Online Jateng
Tradisi halal bihalal yang berkembang di masyarakat menjadi tradisi nasional harus dilestarikan terutama oleh nahdliyin karena dari kegiatan ini berpotensi menurunkan tensi dan mencegah berbagai kegaduhan di masyarakat.
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Demak KH Aminuddin Mas’udi mengatakan, bahkan halal bihalal tidak hanya berpotensi menurunkan tensi politik politik bangsa yang semula memanas menjadi melandai.
"Halal bihalal pertama kali digagas Rais Aam PBNU KHA Wahab Hasbullah ketika suasana politik nasional tensinya memuncak, paska kemerdekaan para tokoh nasional terlibat pertentangan yang hebat, Bung Karno sebagai presiden RI minta kepada Kiai Wahab untuk mencari cara bagaimana suasana politik yang memanas mereda," kata kiai Aminuddin.
Kiai Aminuddin yang juga ketua Yayasan Hasyim Asy'ari (YHA) mengatakan hal itu saat menyampaikan sambutan dalam acara halal bihalal Keluarga Besar Rumah Sakit Islam Nahdlatul Ulama (RSINU) Demak di halaman parkir rumah sakit, Sabtu (4/5/2024).
Menurutnya, saat itu menjelang lebaran dengan jitu Kiai Wahab menginisiasi sebuah aktivitas yang menggembirakan dan dapat membuka hati para pihak untuk saling minta maaf dan memaafkan dalam acara terbuka, semuanya serentak bersama-sama saling minta maaf dan memaafkan.
Dalam suasana seperti itu lanjutnya, pihak yang mengaku salah tidak merasa rendah dan direndahkan, demikian juga pihak yang memaafkan tidak merasa lebih tinggi karena juga mengakui kesalahan sekaligus minta maaf.
Dia menambahkan, kegiatan halal bihalal RSINU Demak ini menjadi bagian dari memelihara tradisi yang digagas Mbah Wahab dan telah menasional. "Sekaligus menjadi ajang konsolidasi manajemen untuk saling menguatkan sehingga RSINU Demak semakin dicintai masyarakat," terangnya.
Direktur RSINU Demak dr H Abdul Aziz menjelaskan, momentum halal bihalal diharapkan dapat dijadikan langkah untuk memulai bahkan melanjutkan upaya-upaya peningkatan kualitas layanan RSINU Demak dengan mengutamakan servis quality meliputi lima aspek.
"Aspek itu berupa tangible, reliability, assurance, responsiveness dan empathy," ucapnya kepada NU Online Jateng, Rabu (8/5/2025).
Untuk itu semuanya harus termotivasi untuk mempercepat kinerja pelayanan dan manajemen dengan istilah 'quantum leap' dengan cara terus menerus mengupdate dan mengupgrade keilmuan, baik ilmu pelayanan maupun manajemen.
"Untuk itu kita semua harus berikhtiar dalam kolaborasi dan mensenyawakan antara daya fikir, dzikir, daya ilmiah dan imaniyah," pungkasnya.
Penulis: Samsul Huda
Terpopuler
1
Rayhan Bagus Muwafiq, Anak 6 Tahun Khafilah Jateng yang Maju ke Babak Final pada OSN 1 Abad Ploso
2
42 Santri Jateng dan DIY Masuk Babak Final OSN Sambut 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
3
Kongres XIII JATMAN akan Digelar di Asrama Haji Boyolali, Jadwal 21-22 Desember 2024
4
Tok! UMP Jawa Tengah 2025 Naik 6,5 Persen Jadi Rp2,16 Juta
5
Ngaji Bareng, Ulama Negeri Syam Beri Tausiyah Pentingnya Menjaga Amanah dihadapan Santri Darul Amanah
6
Milad ke-3, Pesantren Bahrul Ulum Qur'ani Kukuhkan Komitmen dengan Pembangunan Gedung Baru
Terkini
Lihat Semua