• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Rabu, 1 Mei 2024

Regional

SEMARAK RAMADHAN

Toko Kitab Yusuf Putra Slawi Tegal Bertahan di Tengah Gempuran Media Digital

Toko Kitab Yusuf Putra Slawi Tegal Bertahan di Tengah Gempuran Media Digital
Toko Kitab Yusuf Putra di Slawi, Kabupaten Tegal (Foto: NU Online Jateng/Wasdiun)
Toko Kitab Yusuf Putra di Slawi, Kabupaten Tegal (Foto: NU Online Jateng/Wasdiun)

Tegal, NU Online Jateng
Di era digital, tidak bisa dipungkiri media sosial telah merambah ke segala lini kehidupan manusia. Tak terkecuali dalam industri buku cetak, koran, maupun media masa lainnya telah dikemas dalam bentuk e-book, e-paper dan sebagainya. 


Namun di tengah gempuran medsos, masih banyak toko buku yang bertahan untuk menjajakan buku dan kitab secara konvensional. Sebagaimana Toko Buku dan Kitab 'Yusuf Putra' di Slawi, Kabupaten Tegal tetap bertahan di tengah gempuran kehidupan yang serba digital.

 
“Saya hanya meneruskan amanat orang tua saya, Mohammad Yusuf,” ujar Penerus Toko Buku Yusuf Putra Hj Elok Rihana kepada NU Online Jateng, Ahad (2/4/2023).

 
Elok menceritakan, kalau toko yang sekarang ditempati merupakan tempat ketiga. Awalnya menempati kios di Pasar Lama Slawi menghadap ke barat, kemudian pindah di Pasar Lama Slawi juga tetapi di ruko yang menghadap ke selatan, pinggir jalan.

 
“Saat di ruko pasar lama Slawi itulah, tokonya dirampas oleh penguasa rezim kala itu, tanpa ganti rugi sepeserpun. Tiba-tiba saja pasar di pagari Seng, untuk mengeluarkan buku-buku dan barang berharga lainnya pun, harus dilempar ke atas seng,” kenang Elok yang juga anggota Sekbid Pengembangan Organisasi PC Muslimat NU Kabupaten Tegal.

 
Dikatakan, sekitar tahun 90-an ketika dirinya masih kuliah dan membutuhkan biaya banyak, secara tiba-tiba toko yang dibangun dengan swadaya di bagian depan pasar digusur paksa langsung dipasangi seng tanpa memberi kesempatan untuk memindahkan barang dagangan.

 

Toko Buku dan Kitab Yusuf Putra di Slawi, Kabupaten Tegal (Foto: Wasdiun)


"Peristiwa itu terus membekas hingga kini yang menjadikan dirinya merasa memiliki amanat yang kuat dari Ayah untuk mempertahankan toko buku dan kitab hingga kini. Ini warisan yang sangat mulia menurut saya. Karena orang-orang baik akan mencari buku di sini, termasuk anak-anak pondok dan alumni pondok,” ungkapnya.
 

Hj Elok, mengaku sangat terkesan dengan perjuangan Ayah H Moh Yusuf sebagai penggerak NU karena dari bawah sampai ke tingkat PC. Terbukti selalu diusahakan hadir setiap ada undangan dari NU baik di tingkat Ranting, MWC, maupun PC.

 
“Perjuangan ayah perlu diteladani oleh para penerus NU di Slawi khususnya. Termasuk saya harus meneruskan toko Kitab dan Buku ini,” ucapnya.

 
Hj Elok sangat haru ketika kehilangan Sang Ayah yang dipanggil Allah pada Juni 2022. Bupati Tegal Hj Umi Azizah yang juga Ketua PC Muslimat NU Kab Tegal takziah sejak jam 6 pagi. Dan banyak dari para kiai, nyai dan Ketua PCNU H Muntoyo menshalati, mendoakan, dan mengantar ke pemakaman.
 

Di Ramadhan 1444 Hijriah lanjutnya, toko yang berada di Jalan Raya Letjen Suprapto no 20 Slawi Kab Tegal itu laris manis. Kalau awal-awal Ramadhan banyak yang beli Al-Qur'an dan Kitab Kuning yang menjadi kajian di majelis ta'lim, masjid maupun mushala.
 

“Awal Ramadhan, Alhamdulillah ramai pembeli Al-Qur'an dan kitab kuning. Ya meningkat sekitar 40-50 persen dibanding hari biasanya,” terang Elok.
 

Kalau dipertengahan Ramadhan, pembeli mulai surut namun ketika H-7 Hari Raya Idhul Fitri, kembali pembeli merangsek tokonya. Namun yang dibeli bukan buku tetapi peci dan sarung sajadah serta perlengkapan shalat lainnya.

 
“Yang lebih banyak peci hitam,” imbuhnya.
 

Elok bertekad akan terus mempertahankan toko buku yang menjadi warisan orang tuanya sebagai bakti anak kepada orang tuanya. Elok mengaku berkah dengan berjualan Al-Qur'an, kitab kuning, dan lain-lain perlengkapan ibadah dan alat tulis.


Dirinya percaya, dengan istiqamah bisa melayani umat melalui penjualan Al-Qur'an dan kitab kuning yang jumlahnya ribuan. Bagi Elok, rejeki takan lari ke mana. "Kami tetap mempertahankan tradisi mulia dengan menjual Al-Quran dan kitab kuning meski era digital tengah mewarnai kehidupan semesta ini," pungkasnya. 


Penulis: Wasdiun


Regional Terbaru