• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 3 Mei 2024

Regional

Semarang Dikepung Banjir, Banser Sebar Pasukan Evakuasi

Semarang Dikepung Banjir, Banser Sebar Pasukan Evakuasi
Banser dan Polri evakuasi warga korban banjir di Gayamsari Semarang. (Foto: NU Online Jateng/Ahamd Rifqi Hidayat)
Banser dan Polri evakuasi warga korban banjir di Gayamsari Semarang. (Foto: NU Online Jateng/Ahamd Rifqi Hidayat)

Semarang, NU Online Jateng
Hujan lebat dengan intensitas yang tinggi disertai angin terjadi di Kota Semarang. Puncaknya, kejadian itu mengakibatkan 10 dari 16 kecamatan terendam air. Air memenuhi pemukiman warga dan memutus akses jalan raya. Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kota Semarang secara otomatis beraksi.


"Semua personel langsung bergerak di bawah komando pimpinan setempat," kata Kepala Satuan Koordinasi Cabang (Kasatkorcab) Banser Kota Semarang Ahmad Ali Tuba kepada NU Online Jateng, Selasa (9/2).


Dijelaskan, Satuan Koordinasi Rayon (Satkoryon) Banser yang ada di 16 Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor kecamatan telah bergabung dengan berbagai elemen potensi kebencanaan baik kepolisian, militer, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang.


"Yang mandiri cuma Ansor Genuk, bersama MWCNU (Majlis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama, -red) Kecamatan Genuk ada posko sendiri," ujarnya.


Pria yang dikenal sebagai ustadz muda di Ngaliyan ini menuturkan, banjir yang ada di daerah Kecamatan Ngaliyan, selain karena tak muatnya selokan, banjir juga diakibatkan oleh meluapnya Daerah Aliran Sungai (DAS) Plumbon dan DAS Bringin yang ada di Kecamatan Ngaliyan. "Variasi ketinggian sekitar 1 sampai 2 meter," ungkapnya.
  

Meski demikian, terdapat daerah yang dinilai tidak mengkhawatirkan, yakni di Kelurahan Mangkang Kulon Kecamatan Tugu. "Tapi ada beberapa daerah wilayah Ngaliyan dan Tugu yang masih tergolong aman, atau hanya limpasan air saja," ujarnya.


Sedangkan kondisi di DAS Bringin, luapan air menerobos pemukiman warga Kelurahan Wonosari dengan dengan titik terdalam 150 cm. Saat ini, terdapat warga yang mengungsi di rumah tetangga yang tidak terdampak banjir. Warga juga sudah mendirikan posko mandiri di lokasi tersebut.


Kondisi tak jauh beda diungkapkan salah satu Wakil Ketua Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Kota Semarang, Dimas Bagus Pamungkas yang berada di Kecamatan Gayamsari. Kepada NU Online Jateng ia mengatakan, Banser Gayamsari bersama pihak kepolisian melakukan evakuasi, utamanya golongan rentan. "Kami utamakan evakuasi orang lanjut usia dan anak-anak dahulu. Mereka ini masuk kelompok yang rentan," ujarnya.


Perlu diketahui, di beberapa lokasi dilakukan pemadaman listrik untuk pengaman. Hal ini mengakibatkan akses informasi ikut terkendala. "Listrik padam, tiga hari ini sinyal juga sering hilang," ujarnya.


Kondisi terparah dialami warga Semarang Utara, terlebih di kampung nelayan Tambak Lorok, sebuah daerah yang merupakan daerah tempat tinggal Ketua PAC Ansor Semarang Utara, Nur Rohman. Dikonfirmasi NU Online Jateng, mantan Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kota Semarang ini menuturkan, sampai Senin (8/2), ketinggian air masih hampir satu meter. 


"Tidak beda jauh, sore ini air masih sekitar 50 cm lebih," kata pria yang juga tercatat sebagai salah satu Wakil Ketua Ansor Semarang.


Ia berharap, air segera surut dan semua relawan bisa membantu masyarakat membersihkan sisa lumpur dan sampah yang terbawa air. "Semoga air segera surut, dan saya harap pemerintah bisa membenahi infrastruktur di sini, biar tidak sering rob dan bebas banjir," harapnya. 


Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: Hasan Fauzi
 


Regional Terbaru