Regional

Perkuat Dakwah dan Usaha Pesantren, RMI PWNU dan Baznas Jateng Gelar Pelatihan Digital Marketing

Kamis, 13 Maret 2025 | 14:00 WIB

Perkuat Dakwah dan Usaha Pesantren, RMI PWNU dan Baznas Jateng Gelar Pelatihan Digital Marketing

Foto: Pelatihan digital marketing para santri dalam rangka kerjasama RMI PWNU Jateng dan Baznas Jateng

Semarang NU Online Jateng

Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PWNU Jawa Tengah terus berupaya meningkatkan kapasitas pesantren dalam menghadapi era digital. Pada 12 Maret 2025, organisasi ini menggelar Pelatihan Digital Marketing bagi pengelola Humas dan IT pondok pesantren se-Jawa Tengah. 


Kegiatan yang berlangsung di SMK Negeri Jawa Tengah ini diselenggarakan selama tiga hari, dari Rabu hingga Jumat, 12-14 Maret 2025. Pelatihan ini bertujuan membekali peserta dengan keterampilan pemasaran digital guna memperluas jangkauan pesantren dalam dunia usaha dan dakwah.


Acara ini diikuti oleh 120 peserta yang merupakan delegasi lebih dari 60 pondok pesantren dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Setiap pesantren mengirimkan dua perwakilan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan Humas dan IT. Pesantren-pesantren yang berpartisipasi umumnya memiliki produk unggulan yang telah dikembangkan, baik dalam bidang kuliner, kerajinan tangan, maupun produk berbasis herbal. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan mereka dapat mengoptimalkan strategi pemasaran digital agar produknya semakin dikenal luas.


KH. Ahmad Fadlullah Turmudzi, Ketua RMI PWNU Jawa Tengah, menegaskan bahwa pesantren tidak boleh tertinggal dalam perkembangan teknologi, khususnya dalam bidang pemasaran digital. 


“Pesantren harus mampu beradaptasi. Jangan sampai potensi ekonomi dan keilmuan yang besar di dalamnya terhambat hanya karena kurangnya pemahaman tentang pemasaran digital,” ujarnya. Ia juga menyoroti pentingnya inovasi dalam mengemas produk pesantren agar lebih menarik di pasar.


Lebih lanjut, KH. Ahmad Fadlullah menjelaskan bahwa RMI PWNU Jawa Tengah telah banyak menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk memperkuat peran pesantren di masyarakat. 


“Kami telah memiliki banyak MoU dengan lembaga lain, termasuk BAZNAS. Selain digital marketing, kami juga mengadakan pelatihan tata boga dan pengembangan usaha mikro berbasis pesantren. Semua ini demi kemandirian pesantren ke depan,” imbuhnya.


Kegiatan ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah. Bambang, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang yang mewakili Wali Kota Semarang, menyampaikan bahwa keterampilan digital marketing merupakan langkah strategis dalam menghadapi ekonomi digital. 


“Digital marketing bukan hanya soal promosi, tetapi juga membangun jejaring dan wawasan bisnis. Kami berharap pesantren dapat memanfaatkannya secara optimal,” katanya.


Senada dengan hal tersebut, M.Yusuf yang merupakan perwakilan dari Wakil Gubernur Jawa Tengah juga menegaskan bahwa digitalisasi pemasaran dapat menjadi solusi bagi UMKM pesantren untuk berkembang. 


“UMKM pesantren memiliki potensi besar. Jika dikombinasikan dengan digital marketing, maka akan semakin mudah bersaing di pasar global,” ungkapnya.


Ketua BAZNAS Jawa Tengah, Kiai Ahmad Daroji, yang turut hadir dan membuka ceremonial dalam acara ini juga menambahkan bahwa pemasaran digital dapat membantu santri dalam mengelola usahanya secara mandiri. 


“Harapannya, para santri tidak lagi hanya mengandalkan proposal untuk pemasaran, tetapi bisa menggunakan strategi digital yang lebih efektif. Namun, jangan lupa, ketika sukses nanti, zakatnya tetap harus ditunaikan,” pesannya.


Salah satu peserta pelatihan, Azmi Jahir dari Pondok Pesantren Al-Islah Kebagusan Ampelgading Pemalang, menyampaikan antusiasmenya dalam mengikuti kegiatan ini. 


“Kami punya produk olahan madu dan herbal yang sudah berjalan beberapa tahun, tapi masih terkendala dalam pemasaran. Dengan pelatihan ini, kami akan lebih paham bagaimana memanfaatkan media digital untuk menjangkau lebih banyak pelanggan,” ujarnya.


Pelatihan ini diharapkan menjadi titik awal bagi pesantren di Jawa Tengah untuk lebih mandiri dan berkembang di era digital. Dengan ilmu yang diperoleh, pengelola Humas dan IT pesantren dapat mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif, memperkuat branding produk pesantren, serta memperluas jaringan bisnis dan dakwah melalui teknologi digital.

 

Pengirim: Abdul Majid (RMI PWNU Jawa Tengah)