• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 26 April 2024

Regional

Pengasuh Pesantren Al-Husna Pati Ajak Pelajar Kudus Berpikir Global

Pengasuh Pesantren Al-Husna Pati Ajak Pelajar Kudus Berpikir Global
Pengasuh Pesantren Al-Husna Kajen, Kabupaten Pati KH Ahmad Nadhif Abdul Mujib (Foto: Dok)
Pengasuh Pesantren Al-Husna Kajen, Kabupaten Pati KH Ahmad Nadhif Abdul Mujib (Foto: Dok)

Kudus, NU Online Jateng
Pengasuh Pesantren Al-Husna Kajen, Kabupaten Pati KH Ahmad Nadhif Abdul Mujib (Gus Nadhif) mengajak pelajar dan santri di wilayah Muria, Kudus khususnya agar mau berpikir secara kosmopolit. Yaitu dengan cara meluaskan pandangan dan cakrawala tentang sebuah peradaban yang diharapkan oleh masyarakat dunia.


“Mari sesekali kita bicara hal besar, penting, dan berpikir secara kosmopolitan. Mari sesekali kita luaskan cakrawala. Mari adik-adik piknik yang agak jauh. Coba kita pindahkan pandangan ke seluruh dunia,” ajaknya.


Demikian itu ia sampaikan dalam Pengajian Umum dalam rangka Pembukaan Konferensi Anak Cabang (Konferancab) IPNU-IPPNU Dawe, Kabupaten Kudus di MINU Miftahul Falah, Kamis (06/01). 


Menurut Gus Nadhif, sudah saatnya pelajar NU turut andil dalam persoalan yang lebih besar, utamanya menyangkut perdamaian dunia dan peradaban kemanusiaan.


Gus Nadhif kemudian menceritakan beberapa pengalaman hidupnya ketika hidup di negara-negara Arab selama kurang lebih 16 tahun. Ia menyaksikan ketika itu fenomena Arabic Spring dimulai dengan munculnya demo berjilid. 


“Sekarang ini negara manapun, apakah ada yang tentram? Tidak. Kita bisa lihat gejolak yang terjadi di negara-negara Arab. Mulai ada peristiwa di Maroko, Tunisia, Libya, Mesir bergejolak. Pokoknya sedikit-sedikit demo unjuk rasa,” paparnya. 


Yang saya lihat waktu itu imbuh Gus Nadhif, kegalauan rakyat Mesir bermula ketika ada unjuk rasa yang biasanya dimulai setelah shalat Jumat di masjid-masjid besar. Frekuensinya mulai sebulan sekali, menjadi dua minggu sekali, menjadi seminggu sekali, dan kemudian satu hari sekali.


“Singkat kata, bahwa dunia ini semua sedang kacau. Penuh ketegangan dan kecurigaan di manapun. Apakah kita akan membiarkan berlanjut ke perang dunia 3 atau kita hindari?” tanya Gus Nadhif kepada jamaah.


Gus Nadhif melanjutkan, peran Islam sedang ditunggu oleh masyarakat internasional untuk mendamaikan semua pihak. Menurut Gus Nadhif, seluruh ketegangan ini hanya bisa diselesaikan oleh kepemimpinan Islam dengan pemahamannya yang moderat dan menghargai kemanusiaan.


“Kita ditunggu. Peran Islam ditunggu untuk memimpin dunia menuju peradaban yang agung, peradaban kemanusiaan,” jelasnya.


Gus Nadhif menyampaikan bahwa Islam yang dimaksud ialah yang memberikan pengertian, pengayoman kepada siapa saja. Yaitu Islam yang benar-benar bisa disebut sebagai rahmat bagi sekalian alam. Islam yang ajarannya penuh dengan nilai perdamaian dan menghargai kemanusiaan.


“Maka, siapa lagi kalau bukan kader Nahdlatul Ulama. Setiap kali saya mengisi ceramah di luar negeri, mereka selalu ingin mendengarkan Islam Ahlussunah wal Jamaah an-Nahdliyah,” imbuh dia.


Kendati begitu, sebagai kader NU hal ini tidak elok untuk dijadikan kebanggaan. Justru ini adalah tanggung jawab besar, bagaimana kita akan mampu menjawab harapan masyarakat dunia dan bersama mewujudkan peradaban yang agung, damai, dan penuh nilai kemanusiaan.


“NU tidak untuk bangga-banggaan. Tapi untuk berperan mewujudkan peradaban agung dunia, peradaban kemanusiaan. Itu yang harus kita perjuangkan,” tegas Gus Nadhif.


Hadir pula pada kesempatan ini jajaran pengurus MWC NU Dawe beserta Banomnya. Acara kemudian ditutup dengan doa oleh Gus Nadhif.


Kontributor: M Farid
Editor: M Ngisom Al-Barony


Regional Terbaru