Semarang, NU Online Jateng
Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Ubaidullah Shodaqoh meminta agar seluruh pengurus NU di semua tingkatan tidak bosan dalam melakukan konsolidasi, merapatkan barisan jamiyah dan jamaah NU.
"Konsolidasi bagian terpenting bagi pengurus untuk menyamakan persepsi agar tidak menyimpang dari garis organisasi," tegasnya.
Demikian disampaikan Rais PWNU Jateng dalam acara Koordinasi PWNU dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Jateng bidang diniyah, pertanian, dan sensus warga di Pesantren Al-Itqon, Bugen, Tlogosari Semarang, Rabu (7/4).
Lebih lanjut Kiai Ubaid, panggilan akrab Rais PWNU Jateng ini menyampaikan, salah satu indikator keberhasilan konsolidasi NU adalah jika kemandirian jamaah dan jamiyyah dapat terwujud.
"Selama ini kemandirian baru terwujud dalam pembangunan kantor dan sarana prasarana, sedangkan yang lainnya masih belum," terangnya.
Untuk itu pihaknya berharap kepada pengurus NU di semua tingkatan juga dapat mandiri dalam memberikan layanan kepada warga NU. "Termasuk kemandirian dalam memperoleh pendanaan untuk operasional organiasi," pintanya.
Baca juga: NU Jateng Kembali Agendakan Koordinasi dengan PCNU
Sebelum itu Ketua PWNU Jateng melaporkan, sebenarnya PWNU Jateng sudah saatnya menyelenggarakan Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil), namun karena situasi belum memungkinkan, sehingga disepakati rapat koordinasi per bidang yang menjadi perhatian jamiyah NU.
"Kita masih menghadapi kesenjangan yang mencolok antara situasi yang kita harapkan dengan situasi yang sesungguhnya. Hal ini hendaknya menjadi perhatian bersama agar NU dapat mencapai tujuannya secara organisatoris," ucapnya.
Disampaikan, pada koordinasi yang diselenggarakan dengan protokol kesehatan tersebut membahas masalah yang berkaitan dengan pendidikan diniyah, pengembangan pertanian, dan sensus warga NU. "Tiga bidang ini termasuk prioritas pada tahun 2021 ini, selain bidang lainnya yang bersifat strategis," terangnya.
Menurutnya, masalah pendidikan diniyah di antaranya adalah bagaimana agar NU dapat meneruskan pendidikan salafiyah yang mampu memberikan pemahaman keagamaan sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW bersama para sahabat-sahabatnya yang kemudian diikuti oleh ulama terdahulu yang sholih, yang kini diterapkan oleh NU, baik di masjid, mushala, majelis ilmu, dan dzikir.
"Titik tekannya adalah ulumu syariah seperti Al-Qur'an, Hadits, tauhid, fiqh, akhlaq, dan ilmu-ilmu alat seperti tajwid, nahwu, shorof, balaghah, sejarah, mantiq, dan seterusnya," tambahnya.
Dengan pendidikan ilmu-ilmu tersebut yang dilakukan secara turun temurun mampu memberikan wawasan keagamaan yang ramah, memberikan solusi bagi pembangunan peradaban yang tinggi dan luhur. "Dengan model pendidikan tersebut, diharapkan akan lahir kader-kader ulama yang memberikan kontribusi positif dalam masyarakat," ungkapnya.
Nampak hadir dalam acara koordinasi tersebut jajaran pengurus harian PWNU, Ketua PW RMINU KH Nur Machin, Ketua PW LPPNU H Suroso Abdurrozaq, Koordinator Tim SISNU KH Hudallah Ridwan, PCNU se-Jateng, dan PBNU yang diwakili PP Sarbumusi.
Kontributor: Atsnal Lathif
Editor: M Ngisom Al-Barony
Terpopuler
1
Ahad Kliwonan dan Pelantikan Pengurus NU Se-Tawangsari Digelar di Panggung Alam Taruwongso
2
Pesantren Tarbiyatul Qur’an Al Waro’ Juwiring, Warisi Perjuangan Kiai Muslimin Santri Pendherek KH Al Mansur Popongan
3
Abu Sampah Disulap Jadi Paving, Inovasi Hijau LPBI NU dan Banser Trangkil
4
Khutbah Jumat: Pelajaran Yang Tersirat Dalam Ibadah Haji
5
Gerakan Pemuda Ansor: Pilar Pembangunan dan Pemersatu Dinamika Desa
6
Dosen IAI An-Nawawi Purworejo Tawarkan Konsep At-Takāmul At-Takayyufi dalam Pendidikan Moderasi Beragama
Terkini
Lihat Semua