Regional

NU Bergerak Cepat, Dirikan Posko Darurat untuk Korban Banjir di Guntur Demak

Rabu, 22 Januari 2025 | 10:00 WIB

NU Bergerak Cepat, Dirikan Posko Darurat untuk Korban Banjir di Guntur Demak

Pembangunan posko darurat oleh PCNU Demak (Foto:Istimewa)

Demak, NU Online Jateng 

Hujan deras yang mengguyur sejak Senin sore hingga malam hari menyebabkan debit air Sungai Cabean dan Sungai Tuntang meningkat drastis. Kondisi ini mengakibatkan jebolnya tanggul di Desa Tlogoweru, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak sepanjang 20 meter dengan kedalaman sekitar 70 cm.


Di wilayah Kebonagung, tanggul Sungai Tuntang juga jebol sepanjang 15 meter. Akibatnya, beberapa desa terdampak banjir, di antaranya Desa Tlogoweru, Bogosari, dan Guntur.


Banjir ini merendam sekitar 750 rumah dengan ketinggian air mencapai 50-60 cm, yang berdampak pada 1.420 jiwa. Selain itu, fasilitas umum seperti balai desa, tiga sekolah, sembilan tempat ibadah, dan ratusan hektare sawah juga ikut terdampak. Kerugian juga dirasakan peternak warga, termasuk peternakan lele, sapi, dan kambing.


Ketua PCNU Demak, KH Aminudin, segera memerintahkan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Iklim (LPBI), LAZISNU, dan MWCNU Guntur untuk mendirikan posko darurat.


“Posko harus berada di tempat strategis dan aman agar memudahkan evakuasi. Kami juga meminta Banser dan Bagana di wilayah Guntur yang tidak terdampak untuk membantu warga di tiga desa tersebut,” jelasnya kepada NU Online Jateng pada Selasa (21/01/2025).

 

 


Ia menambahkan bahwa . Tim tanggap bencana telah dikerahkan ke lokasi untuk menentukan langkah-langkah lanjutan.


Sementara itu, Ketua LAZISNU, Teguh Ali Irfan, menyampaikan bahwa pihaknya sedang berkoordinasi dengan MWCNU Guntur terkait kebutuhan mendesak, termasuk kemungkinan mendirikan dapur umum.


"Kami masih fokus pada survei lapangan dan mitigasi bencana. Dari pengamatan pagi ini, air mulai menyusut, tetapi aliran masih deras," ungkapnya.


Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak melaporkan bahwa kebutuhan mendesak bagi korban banjir meliputi air bersih, makanan cepat saji, serta pakaian bayi dan balita. Hingga kini, upaya penanganan terus dilakukan untuk meringankan beban warga yang terdampak.