Nasional

Ramai Megatrust, LPBI NU Jateng Imbau Warga Antisipasi Bencana 

Rabu, 11 September 2024 | 11:00 WIB

Ramai Megatrust, LPBI NU Jateng Imbau Warga Antisipasi Bencana 

(Foto: BMKG DI Yogyakarta)

Semarang, NU Online Jateng 


Megatrust merupakan gejala alam yang tidak dapat dielakkan. Peristiwa ini terjadi dikarenakan lapisan-lapisan bumi mengalami pergeseran. Oleh karenanya, masyarakat perlu mempersiapkan diri untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat terjadi.


Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, Muchamad Pudji Wibowo kepada NU Online Jateng, pada Sabtu (7/9/2024) lalu.


“Bisa dilakukan dengan alat deteksi dini terjadinya gempa yang berpotensi tsunami. Selain itu, juga perlu pelatihan kedaruratan dan alat keselamatan standar,” ujarnya ketika diwawancara melalui WhatsApp.


Lebih lanjut, menurut Wibowo dokumen penting juga harus diamankan dalam satu tempat yang mudah dibawa. Ia menambahkan, menyediakan obat-obatan untuk antisipasi terjadinya bencana juga diperlukan, juga menyiapkan jalur evakuasi dan penampungan pengungsi serta bangunan yang tahan terhadap gempabumi.


“LPBI melalui jejaring struktural NU, terlebih pengurus ranting NU di wilayah-wilayah pesisir, menyampaikan informasi dari lembaga untuk tetap tenang dalam menyikapi kemungkinan terjadinya gempabumi yang berpotensi tsunami,” imbaunya.


Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ahmad Yani Semarang, Winda Ratri Prakirawan mengungkap bahwa megatrust memang berpotensi berada di wilayah Jawa Tengah bagian Laut Selatan. Masyarakat juga harus mewaspadai potensi tsunami. Baginya, wilayah Indonesia itu rawan gempa, tapi informasi ini diprediksi bukan sebagai peringatan dini. 


“Jadi jangan dimaknai secara keliru bahwa seolah-olah akan terjadi dalam waktu dekat,” ujar Winda.


Ia mengimbau kepada masyarakat untuk beraktivitas seperti biasa, dengan tetap meningkatkan kewaspadaan serta melakukan mitigasi tentang bagaimana cara menyelamatkan diri ketika terjadi gempabumi untuk mengurangi korban jiwa ataupun kerusakan bangunan.


“Kami tentu bekerja sama dengan stakeholder seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Mereka yang ke lapangan untuk melakukan mitigasi dan edukasi,” katanya.


Sebagai informasi, BMKG sudah menyampaikan ke dinas-dinas terkait dan BPBD beserta BNPB juga telah melaksanakan siaran pers seputar megatrust guna meningkatkan kewaspadaan. Selain itu, badan-badan tersebut juga sudah melaksanakan simulasi di wilayah-wilayah yang rawan terjadi gempabumi hingga tsunami.