Ketua RMI PWNU Jateng Tekankan Peran Sentral Keluarga dalam Pendidikan Anak di Pesantren
Kamis, 15 Mei 2025 | 13:57 WIB
Semarang, NU Online Jateng
Upaya mewujudkan lingkungan pesantren yang ramah anak terus digencarkan berbagai pihak. Salah satunya melalui kegiatan Pelatihan Keterampilan Hidup Remaja bagi Santri dan Pengasuh dalam Rangka Mewujudkan Pesantren Ramah Anak di Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan ini digelar di Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Banyumanik Semarang, Rabu (14/5/2025).
Salah satu narasumber utama dalam pelatihan ini adalah KH Ahmad Fadlullah Turmudzi atau yang akrab disapa Gus Fad. Dalam pemaparannya, Gus Fad menekankan pentingnya perlindungan dan pendidikan karakter anak, terutama di lingkungan pesantren yang memiliki peran strategis dalam pembentukan akhlak generasi muda.
“Anak dalam Islam adalah amanah. Mereka terlahir dalam keadaan suci, dan lingkungan sekitar, termasuk pesantren, bertanggung jawab menjaga kesucian dan fitrah itu. Pendidikan di pesantren harus ramah, penuh kasih sayang, dan menjunjung tinggi hak-hak anak,” tegas Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Jawa Tengah ini.
Ia menambahkan, keluarga memegang peran sentral dalam pendidikan anak. “Pendidikan tidak bisa dilepaskan dari peran keluarga. Dari keluarga terbentuk pribadi yang baik. Maka, sinergi antara keluarga, pesantren, dan masyarakat sangat penting dalam mencetak generasi berakhlakul karimah dan mandiri,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Gus Fad menyoroti pentingnya pembiasaan dalam proses pendidikan karakter santri. “Karakter tidak bisa dibentuk secara instan. Dibutuhkan proses yang konsisten, dengan teladan nyata dari para pengasuh. Islam telah menempatkan anak pada posisi yang sangat mulia, maka cara mendidiknya pun harus penuh kelembutan, keadilan, dan kasih sayang,” terang ulama muda yang dikenal aktif dalam isu-isu perlindungan anak ini.
Pelatihan ini membekali para santri dengan berbagai keterampilan hidup, seperti berpikir kritis, pengambilan keputusan, pengelolaan emosi, hingga keterampilan sosial. Sementara itu, para pengasuh dan pengurus pondok pesantren mendapat materi tentang perlindungan anak, pengasuhan berbasis hak anak, serta strategi menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung tumbuh kembang optimal.
Peserta pelatihan berasal dari berbagai daerah, antara lain Blora, Klaten, Magelang, Demak, Pati, Banjarnegara, Surakarta, Rembang, Sragen, Wonosobo, dan Semarang. Mereka mengikuti sesi interaktif, diskusi kelompok, serta simulasi kasus sebagai bentuk pendekatan pembelajaran partisipatif.
Kegiatan ini turut mendapat apresiasi dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Jawa Tengah. Kolaborasi antara pesantren dan lembaga pemerintah dipandang sebagai langkah strategis dalam memperkuat budaya perlindungan anak yang berlandaskan nilai-nilai keislaman.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan pesantren di Jawa Tengah tidak hanya unggul dalam bidang keilmuan, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang ramah, inklusif, dan mendukung tumbuh kembang anak secara menyeluruh.
Kontributor: Djati Sucipto
Terpopuler
1
Polemik Nasab Ba'alawi dalam Perspektif Aswaja
2
Dari Barak Militer hingga Kabur Aja Dulu, Santri Bahas Isu Kekinian di FMPP 43 Jawa-Madura
3
Ketua Lesbumi PCNU Pati Terbitkan Buku 'Jabrik', Kritik Sosial Dibungkus Cerita Jenaka
4
Wagub Jateng Dorong Ijazah MDT Jadi Nilai Tambah dalam SPMB
5
Lewat NU Online Super App, Kurban Idul Adha Tersalurkan hingga Palestina
6
PCNU Lasem Launching Air Minum NU, Dorong Kemandirian Ekonomi Jam’iyyah
Terkini
Lihat Semua