Ahmad Rifqi Hidayat
Penulis
Demak, NU Online Jateng
Setiap manusia pasti ingin meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Untuk dapat meraih kesuksesan tersebut, setiap orang harus berbakti kepada kedua orang tua dan guru atau orang tua ruh. Hal ini diterangkan Kepala Madrasah Aliyah Futuhiyah 2 (MAF 2) Mranggen Demak, H Ahmad Faizurrahman Hanif.
"Sesukses apapun kita saat ini tak lepas dari peran dua orang tua yakni orangtua kandung dan orang tua ruhani (guru)," jelasnya kepada NU Online Jateng, Senin (26/7).
Gus Faiz, sapaan akrabnya mengingatkan hal itu dalam peringatan haul pendiri Pesantren Futuhiyyah, Syaikh KH Abdurrahman Qoshidil Haq dan Masyayikh Futuhiyyah, Mranggen, Kabupaten Demak.
Dijelaskan, kepanitiaan haul biasanya dilaksanakan oleh Yayasan Pondok Pesantren Futuhiyyah. Namun untuk tahun ini sengaja ditiadakan karena adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akibat pandemi Covid-19.
Oleh karena itu, MAF2 mengambil inisiatif untuk mengadakan Haul Syeikh KH Abdurrahman Qoshidil Haq dan Masyayikh Futuhiyyah ke-81 pada tanggal 12 Dzulhijjah secara virtual. "Inisiatif kegiatan ini muncul karena memang pada dasarnya para alumni banyak yang memperingati haul dengan mengadakan tadarus online," urainya.
Peringatan haul diadakan melalui media Zoom Meeting dan live streaming YouTube yang telah disiapkan tim media MA Futuhiyyah 2. Acara dimulai dari pukul 09.30 sampai 12.00 Waktu Indonesia Barat (WIB). Haul virtual yang dihadiri oleh ratusan peserta dari para guru.
"Siswa-siswi dan para alumni ini dimulai dengan tadarus dan khatmil qur’an sebanyak 21 majelis khataman dipimpin oleh Ustadz Ahmad Dliya’uddin Zabidi AH. Sedangkan pembacaan tahlil dipimpin oleh KH M Noor Wahid dan doa oleh KH A Halimi Husein," terangnya.
"Alhamdulillah kegiatan ini berjalan dengan lancar," tambahnya.
Oleh karena itu, putra almarhum KH Muhammad Hanif Muslih ini menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang menyukseskan majelis haul virtual.
"Peringatan haul ini merupakan momentum untuk mengingat kembali pendiri dan sesepuh Pesantren Futuhiyyah Mranggen dan sarana menyambung kembali ruh kepada para guru, sehingga hati terfutuh (terbuka, red) melaksanakan ibadah kepada Allah Ta'ala," ucapnya.
Jalannya acara, dalam pembacaan manaqib Syaikh KH Abdurrahman Qoshidil Haq, Gus Faiz memaparkan bahwa pendiri PP Futuhiyyah tersebut lahir pada tahun 1872 dan wafat 1942 di kampung Suburan. Pada tahun 1901, Syaikh Abdurrahman membangun sebuah surau kecil (mushala, red) untuk berdakwah, mengajarkan ilmu agama, dan membina masyarakat dengan pengajian.
"Surau kecil itulah yang menjadi cikal bakal berdirinya Pesantren Futuhiyyah. Beliau juga merupakan ayah dari Syekh KH Muslih Abdurrahman, seorang guru Tarekat Qodiriyah wan Naqsyabandiyah yang sudah masyhur di Indonesia," paparnya.
Menurut Gus Faiz, peringatan haul dari Mbah Muslih yang dilaksanakan bersamaan dengan haul Syekh Abdurrahman ini sesuai dengan wasiat dari salah satu putra Syekh Abdurrahman kepada keluarga dan santri.
"Mengutip wasiat dari Mbah Muslih, agar keluarga dan para santri menggabungkan peringatan haul beliau dengan peringatan haul Simbah Abdurrahman Qoshidil Haq," urainya.
"Supaya nantinya tidak memberatkan para santri dan alumni dalam memperingati haul pendiri, keluarga, dan masyayikh. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Abah KH Muhammad Hanif Muslih," tambahnya.
Sementara, H Helmi Wafa Mahsuni menegaskan bahwa Islam yang masih melestarikan dan mengadakan peringatan haul adalah Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah. "Ketika shahibul haul adalah sosok kiai, sosok alim, sosok pejuang maka sejatinya kita berdoa untuk mengharapkan luberan berkah darinya," ujar Gus Helmi, sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, Gus Helmi memaparkan tujuan peringatan haul yakni mengikuti ajaran sunnah Rasulullah Muhammad, mendoakan shahibul haul sekaligus mendoakan diri sendiri, mengenang kebaikan-kebaikan selama hidupnya dan meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari.
"Semoga dengan washilah Haul ke 81 ini, Allah Ta'ala menurunkan rahmat dan keberkahan khususnya keluarga besar MA Futuhiyyah 2 Mranggen dan menjadi pelajaran juga teladan bagi kita dalam meningkatkan ibadah dan kualitas hidup kita untuk meraih keselamatan dunia dan akhirat.” harapnya.
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: Ahmad Hanan
Terpopuler
1
LDNU Rembang Gelar Lomba Dai-Daiyah Perdana, Berikut Daftar Pemenangnya
2
PWNU Jateng Desak Pemerintah Tinjau Kembali Kebijakan Full Day School
3
Pemprov Jateng Hapus Tunggakan Pajak Kendaraan dan Denda Mulai 8 April
4
Safari Ramadhan Terakhir GP Ansor Margasari di Bukasari, Meriah dengan Khotmil Qur'an dan Ceramah Dai Gemoy
5
Ansor Borong Takjil, Inovasi Berbagi di Pringapus untuk Bantu Pedagang Kecil
6
Kapan Nikah? Bukan Soal Cepat atau Lambat, Ini Jawabannya
Terkini
Lihat Semua