• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Senin, 6 Mei 2024

Regional

Gus Yusuf Sebut Pesantren Perahu Nabi Nuh Zaman Sekarang

Gus Yusuf Sebut Pesantren Perahu Nabi Nuh Zaman Sekarang
Kegiatan pengkol bershalawat bersama Gus Yusuf Chudlori (Foto: NU Online Jateng/Bani)
Kegiatan pengkol bershalawat bersama Gus Yusuf Chudlori (Foto: NU Online Jateng/Bani)

Boyolali, NU Online Jateng
Pengasuh Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Magelang KH Muhammad Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) mengisahkan, di zaman Nabi ada sahabat yang mendatanginya dan dia bertanya kapan datangnya hari kiamat?


Nabi menjawab, "Dengan modal apa kau sehingga berani menanyakan hari kiamat? Kemudian sahabat menjawab, "Tidak punya modal apa pun, Ya Nabi. Shalatku, puasaku, sedekahku, semua ibadahku belum ada yang benar. Akan tetapi aku mencintaimu, Ya Nabi, lahir dan batin."


Lalu Nabi mengatakan, seseorang akan berkumpul bersama yang dicintai di akhirat nanti. "Maka dari itu pentingnya kita mencintai nabi, para ulama, habaib, dan para penerus nabi agar kita bisa berkumpul bersama di akhirat nanti," kata Gus Yusuf. 


Hal itu disampaikan dalam 'Pengkol Bershalawat' dalam rangka Pengajian Haflah Akhirussanah Madrasah Diniyah (Madin) Al-Muttaqin, Raudhatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muta'alimin, dan Haul Massal di Dukuh Tegalsari, Desa Pengkol, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali pada Senin (26/6/2023) malam. 


Disampaikan, mencintai Nabi tidak cukup hanya berhenti mencintai saja, harus dilanjutkan dengan meniru akhlak Nabi yang memang diutus untuk menyempurnakan akhlak. "Salah satu julukan baginda Nabi adalah 'Al-Qur'an Berjalan' karena akhlak beliau adalah Al-Qur'an," terangnya. 


Gus Yusuf berpesan kepada para wali santri supaya jangan sampai salah memasukkan pendidikan anak-anaknya, karena di zaman sekarang banyak anak salah pendidikan dan salah pergaulan yang menyebabkan rusaknya akhlak dan moral.


"Sekolah formal penting tapi yang lebih penting dari itu adalah pesantren karena di pondok para santri diajarkan akhlak dan moral," ucapnya. 


Dirinya juga menyampaikan bahwa siapapun dapat diangkat derajatnya oleh Allah Swt karena ilmu, iman, dan takwa. "Diangkatnya derajat bukan karena keturunan, nasab, dan apapun itu, melainkan seberapa besar iman dan takwa kita kepada Allah Swt," tegasnya. 


Dalam siaran pers yang diterima redaksi NU Online Jateng, Ahad (2/7/2023) dicontohkan, putra Nabi Nuh, Kan'an yang tidak mau menuruti ajakan dan ajaran Nabi Nuh maka ketika banjir, putranya pun tenggelam. "Dan di zaman sekarang perahu Nabi Nuh yaitu pondok pesantren," tuturnya. 


Gus Yusuf berpesan kepada orang tua terutama ibu, agar lebih ikut andil dalam mengajari anaknya di rumah karena fondasi ilmu yang pertama bagi anak adalah ibunya.


Kepala Biro Kesejahteraan (Kesra) Prov Jateng Imam Masykur yang mewakili Gubernur Jawa Tengah Gajar Pranowo menyampaikan minta maaf karena Gubernur tidak bisa hadir langsung dalam acara ini disebabkan sedang memenuhi undangan ibadah haji dari pemerintah Arab Saudi. "Beliau menitipkan salam kepada panitia dan semua jamaah yang hadir," kata Imam.


Dikatakan, Gubernur berpesan agar anak-anak dimasukan RA dan madin sebagai fondasi ilmu agama sejak dini. "Kemudian Pak Ganjar juga berharap agar anak yang sudah lulus ini bisa melanjutkan pendidikannya lagi baik ke SMP, MTs lebih-lebih ke pesantren," ucapnya. 


Sementara pembacaan shalawat dipimpin Habib Idrus bin Umar Assegaf dari Boyolali diikuti ribuan jamaah yang diiringi hadrah Majelis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor Karanggede. 


Pengirim: Bani, Siswanto AR


Regional Terbaru