• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 18 Mei 2024

Regional

Gus Yusuf: Isra' Mi'raj Bukan Sebatas Perintah Shalat 5 Waktu

Gus Yusuf: Isra' Mi'raj Bukan Sebatas Perintah Shalat 5 Waktu
Wagub Jateng KH Taj Yasin Maimoen berdiri di mimbar (Foto: Dok)
Wagub Jateng KH Taj Yasin Maimoen berdiri di mimbar (Foto: Dok)

Semarang, NU Online Jateng
Isra' Mi'raj merupakan peristiwa besar karena perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram Makkah menuju Masjidil Aqsa Palestina, dilanjutkan ke langit tujuh. Perjalanan Rasulullah itu mengandung banyak hikmah, antara lain sebagai inspirasi sains dan teknologi (Sainteks), bukan sebatas perintah melaksanakan shalat 5 waktu. 


Pengasuh Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Magelang KH Muhammad Yusuf Chudlori mengatakan, peristiwa perjalanan Isra Mi'raj Nabi Muhammad mengandung banyak hikmah yang luar biasa. Salah satunya adalah memperlihatkan kekuasaan Allah yang mutlak. 


"Terlebih sekarang kemajuan teknologi transportasi luar biasa, termasuk pesawat supersonik yang kecepatannya melebihi cahaya sehingga masyarakat bisa maklum atau paham," ujarnya.


Hal itu disampaikan dalam taushiyahnya pada acara pengajian di rumah dinas Wakil Gubernur Jateng, Ahad (27/2) kemarin sekaligus menjadi momen pembukaan pengajian rutin Ronglapanan (rutinan setiap 80 hari) Pimpinan Wilayah (PW) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Jateng.


Dijelaskan, perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa merupakan perjalanan panjang, apalagi naik ke langit tujuh. Apabila terjadi pada saat sekarang, mungkin masyarakat lebih mudah diajak berbicara sains dan pendekatan-pendekatan teknologi. 


"Tetapi saat itu alat transportasi hanya naik kuda dan unta. Belum lagi berbicara langit ke tujuh, peradaban masyarakat saat itu masih sangat jauh dari teknologi. Sehingga sangat wajar ketika Rasulullah menceritakan perjalannya hanya ditempuh dalam waktu satu malam, reaksi masyarakat Makkah beraneka ragam," terangnya.


Mereka lanjutnya, banyak yang ingkar tidak percaya, bahkan tidak sedikit yang sebelumnya iman Islam gara-gara Isra Mi'raj akhirnya murtad atau keluar dari Islam. Karena waktu itu pendekatannya hanya logika dan akal. 


"Sedangkan bagi yang percaya, peristiwa itu benar-benar terjadi karena kehendak Allah," jelasnya.  


Wakil Gubernur Jawa Tengah yang juga tuan rumah pengajian Muslimat KH Taj Yasin Maimoen mengatakan, Isra Mi'raj dengan sains dan teknologi mempunyai hubungan erat. "Apalagi tadi dibacakan ayat yang menceritakan bagaimana Nabi Muhammad melaksanakan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa kemudian sampai ke Sidratul Muntaha atau langit tujuh," ucapnya.


Kiai muda yang akrab disapa Gus Yasin itu lantas menjelaskan bahwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Yerusalem, kemudian Sidratul Muntaha benar-benar seperti tema yang diangkat dalam pengajian tersebut, yakni 'Isra Mi'raj sebagai Inspirasi Sains dan Teknologi'. 


Menurutnya, sains dan teknologi semakin berkembang, bahkan tidak sedikit ilmuwan yang telah mampu mengukur jarak antara bumi dan matahari, meskipun belum ada yang pernah ke matahari. Termasuk ilmu pengetahuan tentang besaran panas matahari, menghitung waktu perjalanan cahaya dari bumi ke matahari, dan sebagainya. 


"Tidak sedikit manusia yang sudah pernah sampai langit kesatu yang dikitari pesawat. Tetapi hingga sekarang belum ada manusia yang mampu sampai ke langit tingkat tujuh, karena memang tidak ada yang mampu dan yang mampu hanya kekuatan Allah," ucapnya.


Selain sebagai inspirasi sains dan teknologi lanjut dia, Isra Mi'raj juga mengantarkan umat Islam untuk melaksanakan ibadah shalat lima waktu dalam satu hari, dengan jumlah rakaat sebanyak 17 rakaat. Yakni Subuh 2 rakaat, Dzuhur 4, Ashar 4, Magrib 3, dan Isya 4 rakaat. 


Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: M Ngisom Al-Barony
 


Regional Terbaru