• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Selasa, 2 Juli 2024

Regional

Dosen UIN Semarang Ini Pimpin PW JQHNU Jateng

Dosen UIN Semarang Ini Pimpin PW JQHNU Jateng
Konferensi Wilayah JQHNU Jateng di Kampus Unwahas Semarang (Foto: NU Online Jateng/Samsul Huda)
Konferensi Wilayah JQHNU Jateng di Kampus Unwahas Semarang (Foto: NU Online Jateng/Samsul Huda)

Semarang, NU Online Jateng

KH Ali Imron Hasan  dan  Andi Purwono terpilih sebagai ketua dan sekretaris Pimpinan Wilayah Jam'iyyatul Qurraa wal Huffaaz Nahdlatul Ulama (JQHNU) Jawa Tengah periode 2021-2026  dalam  konferensi wilayah (Konferwil) Ahad (11/4).

 

Kegiatan konferensi organisasi para qari dan hafidz-hafidzah (penghafal Al- Qur'an) di lingkungan NU yang berlangsung di Kampus Aswaja Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Jalan Menoreh Tengah, Sampangan, Semarang itu dilaksanakan secara daring dan luring, dibuka  Ketua Umum Pimpinan Pusat JQH  KH Saifulloh Ma'shum. 

 

Konferwil juga memilih KH Amdjad dan KH Nanang Nurkholis sebagai Ketua dan Katib Majelis Ilmi PW JQH Jateng. 

 

Kiai Ali Imron adalah alumnus Pesantren Raudlatul Hufazh, Kodran, Kediri yang kini mengasuh Pesantren Ulumul Quran, Mangkang Kulon Semarang dan  dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.

 

Sedang Andi Purwono, pria kelahiran Purbalingga kini menjadi Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang. 

 

Keduanya bersama tim formatur terdiri KH Amdjad, KH Baduhun dan Hj Amalia Hamdanah (PW JQH Jateng domisioner) serta empat pengurus cabang yaitu KH Hasyim Asy'ari AH (Demak), KH Khoiron AH (Brebes), KH Niamulloh AH (Jepara), dan KHM Faqih AH (Magelang) ditugaskan untuk melengkapi pengurus.

 

Ketua Umum Pengurus Pusat JQHNU KH Saifulloh Ma'shum mengatakan, tantangan JQH ke depan sangat berat terutama di era yang penuh ketidakpastian akibat pandemi. "Kekuatan Jam’iyyatul Quraa wal Hufaaz terbukti oleh sejarah sejak didirikan KH Abdul Wahid Hasyim dalam mengkader ahli Qur'an dengan watak cinta tanah air dan dengan kompetensi mumpuni dan sanad ilmu yang tersambung hingga nabi," katanya.

 

Menurut dosen Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) Jakarta itu, dalam aspek bacaan dan hafalan, saat ini di Indonesia sudah ada 120 metode membaca dan menghafal Al-Qur'an yang terus berkembang. 

 

"Karena itu, konsorsium di bidang ini tengah digagas JQHNU. Di bidang pengajaran dan pengamalan tantangan juga tidak mudah. Ada kelompok yang bukan ahli Qur'an memahami ayat suci secara tekstual dan sepotong-sepotong tanpa pemahaman utuh," jelasnya. 

 

Dia menambahkan, akibatnya tantangan radikalisme dan terorisme masih saja terjadi sebagaimana kejadian bom Makasar dan serangan lone wolf ke Mabes Polri beberapa waktu lalu. 

 

"Oleh karena itu, tidak hanya pengajaran klasikal namun pemanfaatan teknologi informasi juga sangat diperlukan agar dakwah dari para ahli Qur'an kompeten ini bisa mengisi ruang media sosial. Jika tidak, ruang maya informasi akan dipenuhi oleh orang yang justru tidak memiliki kompetensi memadai," tegasnya.

 

Ketua Yayasan Wahid Hasyim Semarang Prof KH Noor Achmad selaku Shohibul Bait dalam sambutan virtual mengatakan, JQH sebagai organisasi yang mewadahi pendidik generasi qur'ani duharapkan dapat menyiapkan kader yang mampu menghadapi kompleksitas tantangan zaman.

 

"Optimalisasi peran JQH harus terus dilakukan melalui penguatan organisasi dan peningkatan efektivitas program kerja. Secara khusus, Unwahas memberi apresiasi kepada para hamilul Qur'an melalui beasiswa di lembaga pendidikan ini," pungkasnya.

 

Penulis: Samsul Huda
Editor: M Ngisom Al-Barony
 


Regional Terbaru