• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 4 Mei 2024

Regional

Dosen Inisnu Temanggung Luncurkan Buku Ke-39

Dosen Inisnu Temanggung Luncurkan Buku Ke-39
Hamidulloh Ibda (kiri) penulis buku (kiri) (Foto: Dok)
Hamidulloh Ibda (kiri) penulis buku (kiri) (Foto: Dok)

Temanggung, NU Online Jateng
Dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK)  Institut Islam Nahdlatul Ulama (Inisnu) Temanggung Hamidulloh Ibda meluncurkan  buku hasil karyanya berjudul 'Pendidikan Inklusi Berbasis Gender Equality, Disability and Social Inclusion (GEDSI)'.


Ibda, demikian panggilan Hamidulloh Ibda yang juga pengurus Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jateng mengatakan, buku yang diluncurkan merupakan buku ke-39 yang ditulis bersama  rekannya, Andrian Gandi Wijanarko.


"Kami mulai menulis buku sejak tahun 2013, sempat vakum beberapa saat, tahun 2017 aktif lagi hingga sekarang. Saat ini sudah 39 buku yang kami terbitkan," kata Ibda melalui siaran pers Humas Inisnu Temanggung yang diterima redaksi NU Online Jateng, Jumat (23/6/2023).


Disampaikan, buku ke-39 yang ditulis bersama Andrian Gandi Wijanarko berjudul 'Pendidikan Inklusi Berbasis GEDSI' diterbitkan oleh penerbit Mata Kata Inspirasi anggota IKAPI DIY dengan nomor ISBN 978-623-8008-43-8.


"Buku yang saya terbitkan diluncurkan di kampus Inisnu Temanggung, Sabtu (24/6/2023), merupakan luaran hibah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dari Kementerian Agama RI pada tahun 2022," terangnya. 


Ditambahkan, selain  menulis buku dirinya juga sering menulis artikel yang sudah in review di jurnal terindeks Scopus dan juga Hak Cipta dari Kementerian Hukum dan HAM RI.


"Jumlah artikel yang ditulisnya hingga kini mencapai 60 artikel ilmiah yang telah dipublikasikan di jurnal nasional dan internasional kurun 2017 sampai sekarang. Selain itu masih ada ratusan artikel populer di media massa," jelasnya. 


Andrian Gandi Wijanarko sebagai penulis kedua menjelaskan bahwa pendidikan inklusi menjadi urgen dihadirkan dengan berbagai pertimbangan. Seperti ketidakadilan terhadap anak-anak yang berhambatan belajar, wujud dari pendidikan untuk semua (PUS), dan sebagai kewajiban negara/pemerintah dan masyarakat dalam menjalankan amanat UUD 1945.


“Namun, pendidikan inklusi saja tidak cukup, karena kita dihadapkan dengan tantangan ketidakadilan terhadap gender, anak-anak penyandang disabilitas, dan juga ketidakadilan sosial sehingga dibutuhkan inklusi sosial,” kata Gandi yang juga Dekan FTK Iinisnu Temanggung.


Dengan dipublikasikannya buku ini lanjutnya, pemerintah maupun masyarakat secara umum wajib melakukan jaminan atas pemenuhan hak dasar bagi semua individu dan warga negara dalam mendapatkan pendidikan yang laik.


Hal itu juga harus berdasarkan gender, disabilitas, umur, agama, latar belakang etnis, bahasa, warna kulit, suku, orientasi seksual, jenis rambut, dan lain sebagainya," pungkasnya. (*)


Regional Terbaru