• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Senin, 6 Mei 2024

Regional

Dakwah Milenial, Santri Harus Kuasai Medsos

Dakwah Milenial, Santri Harus Kuasai Medsos
Wakil Sekretaris PWNU Jawa Tengah, Iman Fadhilah mengisi materi soal dakwah milenial, Jumat (16/4). (Dok. NU Online Jateng/ Faiz)
Wakil Sekretaris PWNU Jawa Tengah, Iman Fadhilah mengisi materi soal dakwah milenial, Jumat (16/4). (Dok. NU Online Jateng/ Faiz)

Semarang, NU Online Jateng

Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, Iman Fadhilah mengisi materi soal dakwah milenial dengan mengangkat tema Dakwah untuk Kaum Muda, Bagaimana Mendesainya?, Jumat (16/4). Kajian yang disiarkan secara daring ini merupakan inisiatif dari komunitas pemberdayaan eLSA Semarang selama bulan Ramadhan.


Imam menjelaskan bahwa dakwah zaman sekarang dengan dakwah para pendahulu tentu berbeda. Para kiai di zaman dahulu menyampaikan kajian cukup dengan alat seadanya, misalnya memakai sound system atau pengeras suara saja. Sehingga yang mendapatkan pengajian hanya masyarakat yang hadir di tempat saja. Hal ini merupakan titik perbedaan dengan era medsos sekarang, orang sekarang berdakwah di satu tempat bisa dirasakan manfaatnya untuk banyak orang karena menggunakan akses internet.


“Dakwah sekarang dan dakwah dulu berbeda, dulu memakai media seadanya kalau di ruangan ya biasanya di mushola kemudian ada tabligh akbar memakai TOA kemudian memakai sound system. Sekarang tentu berbeda ada youtube, instagram, dan sebagainya,” kata Dekan PAI Unwahas ini.


Dijelaskan dia, dakwah dibagi menjadi dua kelompok ada dakwah formalitas dan subtansial. Dakwah formalitas yaitu menyampaikan pesan-pesan agama tanpa mempertimbangkan nilai-nilai dari pesan tersebut, kelompok ini sering disampaikan para pendakwah lewat podium sedangkan yang kedua adalah dakwah substansial.


“Ada dakwah yang formalitas yaitu yang penting menyampaikan materinya sampai tetapi belum menyentuh sampai kepada value atau nilai-nilainya. Ada juga dakwah yang substansial dakwah yang penting esensinya masuk, tidak hanya menyampaikan Al-Quran atau Hadist secara teks tapi lebih kepada aktualisasi aplikasi dan nilai-nilai,” tambah alumni Pesantren Buntet itu.


Kendati demikian, pria kelahiran Brebes itu menjelaskan perbedaan dakwah sekarang dan dulu, ialah keberanian dalam menyampaikan ajaran keagamaan. Ia mengakui bahwa kiai di pesantren itu memiliki otoritas ilmu keagamaan yang banyak, sehingga ia berhak memberikan fatwa atau petuah terkait keagamaan.


“Seperti di pondok pesantren yang memegang otoritas adalah para kiai tidak bisa sembarang orang bicara agama yang berhak memberikan fatwa atau nashihat adalah kiai, itu dakwah masa lalu. Tetapi sekarang di media sosial siapapun bisa menyampaikan petuah bahkan kelompok min ahli status (di medsos, red) itu isi facebooknya kata-kata bijak semua,” ungkap kiai alumnus UIN Semarang ini.


Menurutnya, anak muda khususnya para lulusan pesantren mesti menguasai media sosial dalam metode dakwahnya, dengan tetap mengikuti sanad keilmuan dari para ulama terdahulu. Hal ini tentunya menerapkan kaidah Al-Mukhafadhoh Ala Qodim As-Sholih wal Akhdu bil Jadidil Ashlah, yakni untuk tetap menjaga tradisi yang telah digariskan oleh para pendahulu tanpa meninggalkan hal-hal yang baru di sekitar.


“Tentunya kita masih berpegang pada kaidah Al-Mukhafadhoh itu, mari kita turuti ulama-ulama dulu berdakwah seperti apa tapi kita juga harus melihat situasi kekinian, jadi dakwah millenial itu bagaimana menjaga atsar ulama-ulama dulu dapat dan tidak ketinggalan zaman," kata dia.


Ditambahkan Iman, dahulu metode pengajian di pesantren juga jarang atau bahkan tidak pernah membahas soal metode atau manhaj agar santrinya tertarik dengan ngajinya, yang penting tugasnya menyampaikan.


"Berbeda dengan zaman sekarang, strategi dakwah itu sudah beragam bahkan orang itu lebih memilih strateginya bukan isinya ibaratnya sing penting lucu,” pungkasnya.


Kontributor: Abdullah Faiz

Editor: Ajie Najmuddin


Regional Terbaru