• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 16 Mei 2024

Dinamika

Lulus Pesantren, Alumni Harus Tetap Jaga Identitas Santri

Lulus Pesantren, Alumni Harus Tetap Jaga Identitas Santri
Pengasuh Pesantren Duta Aswaja Kudus, KH M Thoat. (Foto: NU Online Jateng/Alvin Jauhari)
Pengasuh Pesantren Duta Aswaja Kudus, KH M Thoat. (Foto: NU Online Jateng/Alvin Jauhari)

Kudus, NU Online Jateng

Pesantren Duta Aswaja Kudus menggelar acara Haflah Akhirussanah dan Halal bi Halal 1442 H di halaman Pesantren Duta Aswaja Kudus, Ahad (30/5) dan merupakan wisuda bagi santri kelas akhir, yakni kelas dua belas dan sembilan.


Acara yang digelar secara terbatas ini dihadiri oleh pengasuh pesantren, KH M Tho'at dan Bu Nyai, seluruh dewan pengajar dan murobby pesantren, juga dihadiri oleh KH Ahmad Arwan dan KH Ahmad Fauzan.


Dalam kesempatan itu, Kiai Tho'at berpesan kepada para santri untuk tetap menjaga akhlak dan jangan patah semangat dalam belajar meskipun telah boyong dari pesantren.


"Para santri yang diwisuda hari ini, setelah keluar dari sini harus tetap menjaga akhlak di manapun berada,” pesannya.


"Jangan puas dengan apa yang sudah didapat sekarang. Harus terus belajar dan mencari ilmu sebanyak-banyaknya," tambahnya.

 

Kiai Tho'at juga berharap agar amaliah-amaliah yang telah dirutinkan selama di pesantren, diharapkan terus dilanggengkan kelak dan harus tetap menjaga identitas santri di mana pun.

 

"Amaliah-amaliah yang sudah menjadi rutinan di pesantren harus tetap diamalkan. Kalian kelak pasti akan ada yang jadi guru, kiai, politisi, tentara, dan lain sebagainya," harap Wakil Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jateng ini.

 

"Apapun pun kelak menjadi apa, jangan lupakan identitas kesantrian," lanjutnya.

 

Kiai Tho'at juga meminta santri untuk tetap menjaga hubungan baik dengan pengasuh, guru, dan pesantren.

 

"Setelah kalian keluar dari sini, kalian harus tetap menjaga hubungan baik dengan pengasuh, guru, dan pesantren. Jika tidak bisa secara langsung minimal melalui doa," pesannya.

 

Dalam kesempatan yang sama, KH Ahmad Arwan dalam mauidzohnya menyampaikan bahwa santri yang beruntung adalah santri yang memiliki ilmu dan harta.

 

"Santri yang beruntung itu yang memiliki ilmu dan harta. Jika bisa mendapat keduanya, maka sungguh sangat beruntung," jelasnya.

 

Kiai Arwan mengingatkan untuk selalu beramal shalih dengan caranya masing-masing.

 

"Kita harus tetap beramal. Jika punya ilmu, maka beramal dengan ilmu. Jika punya harta, maka beramal dengan hartanya," ungkapnya.


Di akhir, Kiai Ahmad Arwan juga berpesan kepada para santri agar tetap menghormati orang tua dan jangan sampai meremehkan keduanya.


"Walau kalian sudah hafal Al-Qur'an, jangan pernah meremehkan orang tua. Harus tetap menghormati keduanya. Kalian bisa hafal itu karena orang tua," tutupnya.



Kontributor: M Alvin Jauhari

Editor: Ahmad Hanan


Dinamika Terbaru