Regional

At Taqwa Islamic Festival Perkenalkan Masjid Ramah Anak melalui Lomba Mewarnai

Ahad, 3 November 2024 | 10:00 WIB

At Taqwa Islamic Festival Perkenalkan Masjid Ramah Anak melalui Lomba Mewarnai

Lomba mewernai sebagai bagian kegiatan AI Fest Jumat (1/11/2024)

Batang, NU Online Jateng 

Pengurus Masjid At Taqwa Desa Sidorejo, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang, menyelenggarakan Lomba Mewarnai sebagai bagian dari rangkaian kegiatan At Taqwa Islamic Festival (AI Fest) yang berlangsung di aula masjid pada Jumat (1/11/2024) kemarin.


Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) At Taqwa, Ahmad Musyafa’, menegaskan bahwa pengurus masjid berkomitmen untuk menjadikan masjid sebagai ruang berkreasi bagi anak-anak.


“Lomba mewarnai ini diharapkan mampu mengenalkan anak-anak pada lingkungan masjid sehingga mereka merasa lebih dekat dengan masjid,” ujarnya.


Menurut Musyafa’, Lomba Mewarnai menjadi ajang untuk mengembangkan kreativitas anak, memberikan pengalaman menyenangkan, serta kesempatan untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan teman sebaya.


“Selain itu, kegiatan ini membuat anak-anak tidak lagi merasa takut atau canggung di masjid,” tambahnya.


Selama ini, kata Musyafa’, masjid seringkali dianggap menakutkan oleh anak-anak. Hal ini terjadi karena anak-anak sering dimarahi saat melakukan kesalahan kecil di masjid.


“Akibatnya, mereka terus merasa takut berada di masjid, padahal masjid adalah pusat ibadah umat Islam,” jelasnya.


Ketua Pelaksana AI Fest, Ahmad Nur Alfi, menyebutkan bahwa lomba mewarnai tersebut diikuti oleh 21 anak dalam kategori usia 3-5 tahun dan 63 anak dalam kategori usia 6-8 tahun. Harapannya, kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga pengalaman berharga yang menumbuhkan rasa percaya diri.


“Kami ingin menjadikan masjid sebagai ruang belajar yang menyenangkan,” ungkapnya.


Alfi menambahkan bahwa kegiatan AI Fest meliputi lomba mewarnai, donor darah, khitanan massal, hingga aksi solidaritas kemanusiaan untuk Palestina. Ini merupakan bagian dari semangat generasi muda untuk menjadikan masjid kembali sebagai pusat peradaban.


“Masjid sebagai rumah ibadah yang ramah untuk semua kalangan, tanpa memandang latar belakang,” jelasnya.


Ia menekankan bahwa selama ini, rumah ibadah cenderung membuka ruang hanya untuk kalangan tertentu, seperti lulusan pesantren atau masyarakat kelas menengah ke atas.


“Kami berharap, mulai sekarang, dengan semangat kebersamaan, kita berjuang untuk menjadikan masjid sebagai ruang untuk semua kalangan,” pungkasnya.