• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 19 April 2024

Regional

Ansor Kota Semarang: Jangan Pernah Sombong saat Sudah Beratribut Banser

Ansor Kota Semarang: Jangan Pernah Sombong saat Sudah Beratribut Banser
Kegiatan penutupan Diklatsar Baser Kota Semarang (Foto: NU Online Jateng/Rifqi Hidayat)
Kegiatan penutupan Diklatsar Baser Kota Semarang (Foto: NU Online Jateng/Rifqi Hidayat)

Semarang, NU Online Jateng
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Semarang, Abdur Rahman berpesan agar jangan merasa gagah lalu sombong ketika sudah mengenakan atribut Barisan Ansor Serbaguna (Banser).


"Jangan sombong ketika sudah memakai seragam Banser. Disanjung tidak pernah melambung, dicaci tidak pernah mati. Itulah sahabat Banser," kata Gus Dora, sapaan akrabnya.


Dengan nada mengobarkan semangat, Gus Dora panggilan akrabnya menegaskan hal itu usai membaiat 76 peserta Diklatsar Banser XIX Semarang di halaman Gedung Serbaguna Putra Patriot Gedawang, Banyumanik, Kota Semarang, Ahad (7/8). 


Gus Dora mengajak para anggota baru agar memahami dan mengilhami nawaprasetya Banser. Sebab katanya, Banser mengemban tugas mulia, yaitu menjaga ulama, bangsa dan negara. Ajaran ahlus sunnah wal jama'ah (Aswaja) akan menuntun umat manusia ke jalan yang diridlai Allah Ta'ala. 


"Karena itu saya selalu mengulang pesan tokoh sufi dunia asal Pekalongan, Habib Muhammad Luthfi bin Yahya yang merelakan Banser dimasukkan ke surga Allah terlebih dahulu dari dirinya. Jika semua bisa menjalankan nawaprasetya Banser, Insyaallah Anda semua akan dijaga dari api neraka," tegasnya.


Sebab lanjutnya, baiat sebagai Banser bukan sebatas kalimat penghias mulut dalam sebuah seremonial peresmian anggota baru. Namun sebuah ikrar yang kelak dipertanggungjawabkan kepada Allah Taala. 


"Berbaiat menjadi Banser adalah berikrar untuk menjadi umat Islam yang taat pada koridor ajaran Aswaja, satu-satunya golongan yang selamat dari sebuah firqah dalam Islam," ucapnya.


Peserta Diklatsar Banser XIX sangat beruntung lantaran dalam penutupan juga didoakan oleh seorang ulama ahli Al-Qur'an, yaitu KH Yahya Al-Mutamakkin yang mendapat anugerah 'Banser Kehormatan'. Penyematan jaket Banser dilakukan oleh Rais dan Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Banyumanik KH Aminuddin dan KH Anwar Khumaidi


Kiai Yahya pun bersyukur dan mengaku telah lama memimpikan atribut Banser. "Alhamdulillah setelah sekian lama akhirnya Allah memberikan kemudahan kepada saya untuk memakai baju Banser," ungkapnya.


Kiai Yahya pun menegaskan bahwa mengenakan pakaian Banser harus dilandasi dengan niat mengikuti (ittiba) para ulama, niat cinta ulama. "Ittiba para ulama, ittiba para kiai shaleh, dan ittiba para kiai sepuh yang memakai baju ini dengan penuh cinta," tuturnya.


Kiai kharismatik yang sangat dicintai oleh Habib Anis Solo ini pun berpesan agar tetap berjuang menjaga ulama, menjaga negara dengan landasan cinta ulama.  "Almar'u ma'a man ahabbah, seseorang itu nantinya akan bersama yang dicintai. Satu kata untuk baju ini. Baju Banser penuh semangat dan keberkahan," pungkasnya. 


Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat


Regional Terbaru