Nasional

Program Rumah untuk Nakes Disambut Dukungan Penuh di Jawa Tengah

Selasa, 29 April 2025 | 12:00 WIB

Program Rumah untuk Nakes Disambut Dukungan Penuh di Jawa Tengah

Pemukulan gong virtual oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Perumahan dan Permukiman Indonesia Maruarar Sirait di Kendal. (Foto: Humas Pemprov Jateng)

Kendal, NU Online Jateng 

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyatakan dukungan penuh terhadap program penyediaan rumah bagi tenaga kesehatan (nakes) yang diinisiasi Presiden RI Prabowo Subianto melalui Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan. Dukungan tersebut diberikan mengingat kebutuhan sandang, pangan, dan papan di Jawa Tengah masih sangat besar.

 

"Prinsip, kita akan dukung karena sandang, pangan, dan papan di wilayah kita itu perlu, terutama di Jawa Tengah kita masih memerlukan sekitar 1,2 juta RTLH," ujar Ahmad Luthfi usai menghadiri acara Akad Massal dan Penyerahan Kunci untuk Tenaga Kesehatan di Perumahan Puri Delta Asri EXT 1, Kabupaten Kendal, Senin (28/4/2025).

 

Gubernur menjelaskan, tingginya pertumbuhan penduduk di Jawa Tengah berdampak pada peningkatan backlog perumahan yang pada 2024 tercatat mencapai 324.803 unit. Selain itu, masih terdapat sekitar 1.297 unit rumah pascabencana dan relokasi korban bencana yang belum tertangani.

 

Di sisi lain, jumlah rumah tidak layak huni (RTLH) di Jawa Tengah juga masih tinggi. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah melakukan berbagai upaya penanganan melalui kolaborasi berbagai sumber pendanaan, seperti APBN, APBD provinsi dan kabupaten/kota, CSR, Baznas, serta swadaya masyarakat.

 

"Sampai akhir 2024, sudah tertangani sekitar 1.800.531 unit RTLH, namun masih tersisa 1.022.113 unit yang belum tertangani," jelasnya.

 

Guna mempercepat penanganan, Pemprov Jateng mengalokasikan anggaran khusus untuk perbaikan RTLH. 

 

"Jadi rumah tidak layak huni nanti akan kita kebut. Anggaran kita cukup khusus untuk rumah tidak layak huni. Artinya, satu tahun kita anggarkan hampir 17 ribu rumah, ini nanti akan kita rapatkan juga dengan beberapa stakeholder yang lain. Prinsip, layanan dasar terkait rumah harus kita kejar dan tekuni untuk wilayah kita," tegasnya.

 

Ahmad Luthfi menambahkan, dalam memenuhi kebutuhan perumahan, para pengembang juga diminta berperan aktif dalam membangun rumah bersubsidi maupun komersial. Hingga 11 April 2025, realisasi rumah subsidi di Jawa Tengah melalui pendanaan KPR FLPP telah mencapai 5.336 unit, dengan Kabupaten Kendal menyumbang 1.109 unit. Salah satu kawasan perumahan subsidi tersebut adalah Puri Delta Asri 9 yang sudah terbangun 615 unit rumah.

 

"Jadi ada dari Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman sekitar 30 ribu untuk tenaga kesehatan. Untuk Jawa Tengah sudah dibagikan," katanya.

 

Sementara itu, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait menjelaskan, program rumah subsidi untuk tenaga kesehatan memiliki kuota sekitar 30 ribu unit. Selain itu, pemerintah juga menyiapkan masing-masing 20 ribu unit untuk petani, nelayan, dan buruh.

 

Dukungan program ini disambut gembira oleh para tenaga kesehatan. Danu, salah satu keluarga nakes, mengaku sangat terbantu dengan kemudahan administrasi dan besarnya subsidi yang diberikan.

 

"Sudah ada rumah tapi masih atas nama orang tua. Punya keinginan punya rumah atas nama sendiri sejak anak kedua saya lahir, sekitar 15 tahun lalu, baru kesampa sekarang. Jadi sangat terbantu," ungkap Danu saat mendampingi istrinya, Tutut Fitriyani, seorang perawat RSUD Dr Adhyatma, Tugurejo, Kota Semarang.