• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 25 April 2024

Nasional

PBNU: NU Hadir untuk Khidmah Kepada Kiai

PBNU: NU Hadir untuk Khidmah Kepada Kiai
Katib Aam PBNU KH Achmad Said Asrori (pegang mic) di acara Halaqah Fiqih Peradaban di Pesantren Al-Hidayah, Kranggan, Temanggung (Foto: Insan Al-Huda)
Katib Aam PBNU KH Achmad Said Asrori (pegang mic) di acara Halaqah Fiqih Peradaban di Pesantren Al-Hidayah, Kranggan, Temanggung (Foto: Insan Al-Huda)

Temanggung, NU Online Jateng
Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Achmad Said Asrori menyampaikan, NU yang memasuki usia 100 tahun menurut kalender Hijriyah ini untuk terus berkhidmah kepada para kiai, karena NU adalah jamiyah yang dimiliki oleh para kiai. 


"Sebab NU merupakan ikhtiar lahir batin dari para kiai yang mengasuh pesantren. Karena itu NU tidak boleh lepas dari para kiai," tegasnya dalam Halaqah Fiqh Peradaban di Pesantren Al-Hidayah Kranggan, Kabupaten Temanggung, Kamis (15/12/2022).


Karena itu lanjutnya,  muqadimah qanun asasi harus terus menerus menjadi pedoman para pengurus di semua tingkatan dan warga NU. 


Disampaikan, Syekh Muhammad Syihab menyusun manaqib bahwa Hadratus Syaikh KH Muhammad Hasyim Asy'ari adalah orang pertama yang berinisiatif lahirnya negara bangsa Indonesia yang diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945.


"Tentang ideologi Pancasila ketika ditetapkan sebagai satu-satunya asas dalam berbangsa dan bernegara oleh pemerintah waktu itu, maka NU melalui bahtsul masail menerima keputusan tersebut. Kemudian keputusan ini disahkan dalam Muktamar ke-27 tahun 1984 di Situbondo, Jawa Timur," ucapnya.


Kiai Said menjelaskan bahwa Pancasila bukan agama dan tidak akan menggantikan kedudukan agama. Sebagai ideologi negara, Pancasila tidak dapat dipertentangkan dengan agama. "Justru Pancasila ini diilhami oleh nilai-nilai agama," terangnya mengutip keputusan Muktamar ke-27 NU.


Menurutnya, hasil halaqah peradaban pada 300 kali yang dihelat PBNU nanti akan dibawa pada muktamar internasional fiqh peradaban di Surabaya tanggal 15 Rajab 1444 Hijriah nanti.


Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng HM Muzamil menyampaikan, halaqah fiqh peradaban yang diprakarsai PBNU nampak baru dari sisi istilah, namun secara substansi telah lama dibahas para ulama. 


"Misalnya dalam ahkamu fuqaha disebutkan, Muktamar NU tahun 1936 di Borneo Kalimantan telah membahas bagaimana status negeri ini menurut fiqh. Yang waktu itu masih Indonesia masih dijajah, apakah termasuk dar Al-Islam atau dar Al-Kufr," ucapnya. 


Dikatakan, waktu itu luar biasa keputusannya, negeri Indonesia waktu itu yang masih dalam kekuasaan penjajah merupakan darul Islam, atau disebut sebagai Darussalam. "Saya yakin pemikiran inilah yang menginspirasi berdirinya Indonesia tahun 1945.


Karena itu sambungnya, menghadapi situasi sosial yang selalu berubah, para kiai diharapkan dapat terus menerus memikirkan tentang rekontekstualisasi pemikiran ulama terdahulu yang shalih dalam kondisi objektif sekarang dan mendatang.


Shahibul Ma'had Al-Hidayah yang juga Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Temanggung KH Muhammad Furqon dalam sambutannya menyampaikan, halaqah ini merupakan program PBNU hasil muktamar ke-34.


"Terima kasih kepada PBNU bahwa kami ditunjuk sebagai salah satu tuan rumah. Terima kasih atas kehadiran para kiai untuk mengikuti halaqah ini", pungkasnya.


Halaqah Fiqh Peradaban tersebut menampilkan KH Najib Bukhori dan KH Muhammad Aniq dari LBM PBNU, dihadiri oleh para kiai pengasuh pesantren dan Pengurus NU se-Kabupaten Temanggung.


Pengirim: Insan Al-Huda


Nasional Terbaru