• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 28 April 2024

Nasional

MODERASI BERAGAMA

Hidup Rukun Sesama Pemeluk Agama di Kota Pekalongan, Ada Peran Tokoh di Baliknya

Hidup Rukun Sesama Pemeluk Agama di Kota Pekalongan, Ada Peran Tokoh di Baliknya
Habib Luthfi bin Yahya silaturahim dengan tokoh lintas agama di Kota Pekalongan (Foto: Istimewa)
Habib Luthfi bin Yahya silaturahim dengan tokoh lintas agama di Kota Pekalongan (Foto: Istimewa)

Pekalongan, NU Online Jateng
Konflik Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) yang  pernah terjadi di tahun 1995 yang dipicu adanya seorang warga etnis Tionghoa yang dikabarkan membakar Al-Qur'an kemudian disusul konflik kepartaian, dan rumah ibadah telah menyadarkan masyarakat dan tokoh agama dan masyarakat untuk segera mengambil langkah agar api kebencian tidak terus membara di dada para pengikutnya.


"Jika atas berbagai konflik kemudian Kota Pekalongan dikenal dengan istilah 'sumbu pendek' bagaimana Kota Pekalongan menjadi kota yang penuh harmoni, sejuk, dan penuh kedamaian seiring sejalan membangun Kota Pekalongan yang lebih baik. Jika kobaran api permusuhan dan dendam kebencian antar-pemeluk agama terus dibiarkan, maka yang menjadi korban adalah juga masyarakat yang hidupnya menjadi tidak tenang dan rasa kekhawatiran yang berdampak pada hidup yang penuh dengan kecemasan dan tidak tenang dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.


Untuk meredam api permusuhan yang berkepanjangan, tokoh ulama dan Mursyid Thariqah Sadziliyah Habib Muhammad Luthfi bin Yahya warga asli Pekalongan yang tinggal di Gang VII Kelurahan Noyontaan (sekarang Noyontaansari, red) Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan berinisiasi mengumpulkan para tokoh agama dan lintas agama untuk berembug dan mencari solusi jalan terbaik untuk mengubah stigma negatif Kota Pekalongan bersumbu pendek, menjadi Kota Pekalongan yang sejuk dan damai.


Maka dibentuklah Paguyuban antar Umat Beriman (Panutan) dan Habib Luthfi kemudian dipercaya menjadi ketuanya. Ini dilakukan melihat Pekalongan adalah satu daerah yang rawan konflik dan para kiai dan tokoh agama dan semua kiai di Pekalongan angkat tangan. Maklum saja, pemicunya adalah dirobek-robeknya Al-Qur’an oleh salah seorang keturunan Cina, yang kemudian diketahui bahwa orang itu mengalami gangguan jiwa.


Pada saat genting itulah, di saat semua tokoh kewalahan, bahkan tak mampu mengatasi keadaan, Habib Luthfi tampil dengan pernyataan singkatnya: “Saya tidak ridla kalau santri saya ikut-ikutan aksi perusakan itu.” Pada saat itu banyak kiai tersentak.”Gimana tidak kaget? Habib Luthfi membuat langkah yang melawan arus,” komentar Zakaria santri Habib Luthfi  mengisahkan kejadian itu. Tapi nampaknya ungkapan Habib Luthfi yang singkat itu sangat mujarab. Sejak itu, berangsur-angsur kondisi keamanan Kota Pekalongan kembali membaik.


Untuk membuktikan Kota Pekalongan tidak lagi bersumbu pendek, maka berbagai event di Kota Pekalongan digelar dengan melibatkan berbagai tokoh lintas agama sehingga suasana sejuk dan harmonis dalam kebersamaan dalam aktivitas sosial terjalin dengan baik hingga saat ini.
 


Maulidurrasul di Kanzus Sholawat


Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar Kanzus Sholawat bisa menjadi sarana pemersatu umat dan bangsa. Selain karena kegiatan tersebut dihadiri berbagai kalangan baik itu pejabat pemerintahan, ulama, umara, TNI, Polri, dan puluhan ribu umat Islam, turut diundang pula para tokoh dan perwakilan dari lintas agama maupun dari etnis. Di samping itu, susunan kepanitiaan peringatan Maulidurrasul ini juga terdiri dari berbagai latar belakang profesi maupun agama.


"Sifatnya kebersamaan. Tujuan utama Kanzus Sholawat itu menjadi pemersatu umat, pemersatu bangsa sehingga bisa ditauladani khususnya untuk kita semua. Ada yang lain agama, ada TNI-nya, ada Polri-nya, ada dokternya, dan sebagainya, campur jadi satu. Inilah contoh yang perlu diteladani untuk kita semua," ucap Habib Luthfi.


Berbagi Menu Buka Puasa


Aksi sosial yang dipelopori oleh Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kota Pekalongan bersinergi dengan Pemerintah Kota Pekalongan, TNI Kodim 0710/Pekalongan, kepolisian dari Polres Pekalongan Kota, Brimob, dan organisasi masyarakat (ormas) membagikan ribuan bungkus menu buka puasa dan takjil secara gratis kepada masyarakat yang tengah menjalankan ibadah puasa. Berbagai elemen masyarakat itu berkumpul dan membaur jadi satu penuh kerukunan tanpa memandang Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan (SARA) di Lapangan Jetayu Kota Pekalongan.


Meski paguyuban masyarakat Tionghoa ini tidak menjalankan puasa, tetapi mereka sangat peduli terhadap sesama yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan.. Melalui kegiatan ini, semua unsur masyarakat di Kota Pekalongan bisa semakin solid, guyub rukun, dan saling menjunjung tinggi toleransi.


Ketua PSMTI Kota Pekalongan, Ferdinandus Soleh Dahlan menuturkan, PSMTI Kota Pekalongan menyelenggarakan buka bersama dengan kaum masyarakat muslimin dengan menyediakan sebanyak 2.500 pcs menu berat hidangan buka puasa dan 600 pcs takjil secara gratis untuk masyarakat. Kegiatan ini berlangsung tertib dengan dukungan kerjasama Pemkot, TNI, Polri, Brimob, dan ormas.


Sapa Pelajar dan Santri


Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Pekalongan menggelar kegiatan Sapa Pelajar dan Santri ke sejumlah sekolah di Kota Pekalongan untuk menanamkan moderasi beragama. Salah satunya melakukan kunjungan di SMA Islam Kota Pekalongan. Moderasi beragama adalah cara hidup untuk rukun, saling menghormati, menjaga dan bertoleransi tanpa harus menimbulkan konflik karena perbedaan yang ada. Inilah yang diusung FKUB untuk disosialisasikan ke pelajar dan santri. 


Selain ke sekolah dan santri, FKUB Kota Pekalongan menjalin kerukunan dengan melakukan Safari Rumah Ibadah (Rumdah) dan Organisasi Keagamaan (Orgama). Kali kesembilan ini, silaturahim ke Kantor Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kota Pekalongan. Dalam silaturrahim itu, Ketua FKUB KH Ahmad Marzuki beserta rombongan disambut dengan hangat oleh jajaran PD Muhammadiyah Kota Pekalongan, yang diketuai Pasrum Affandi.


“Muhammadiyah dan NU menjadi motor utama penggerak FKUB. NU dan Muhammadiyah telah menjaga NKRI. Ini contoh moderatnya dan menjadikan FKUB lebih semangat menjalin kerukunan antarumat beragama, tanpa membedakan etnis, suku, dan agama,” ucapnya.


Kepala Kamenag Kota Pekalongan H Kasiman Mahmud Desky menyampaikan, dengan mengunjungi rumah-rumah ibadah di Kota Pekalongan seperti gereja, vihara, pura, masjid, kelenteng, dan kantor organisasi keagamaan akan melahirkan kerukunan dan kebersamaan.


Peringati HAB Kemenag Bersama


Ribuan orang baik dari jajaran forum kerukunan umat beragama (FKUB), peserta didik, tenaga pendidik, staff di lingkup kementrian agama (Kemenag) kota Pekalongan serta masyarakat setempat turut meramaikan kirab jalan kerukunan umat dalam rangka memperingati hari amal bakti (HAB) ke-77 tahun 2023 kemenag RI, berlangsung di lapangan Mataram Kota Pekalongan.


Wali Kota Pekalongan yang akrab disapa Aaf mengapresiasi seluruh jajaran Kemenag atas terselenggaranya kegiatan yang diikuti oleh masyarakat lintas agama yang mampu menyedot partisipasi ribuan masyarakat Kota Pekalongan, “Ramai sekali, di momen ini mari kita tunjukkan bahwa masyarakat kota Pekalongan kompak, tidak mengenal suku, ras, agama dan sebagainya,” katanya.
 


Rombongan Biksu Transit di Kanzus Sholawat


Rombongan 32 biksu dari berbagai negara di Asia Tenggara tiba di Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Para biksu disambut antusias oleh ribuan masyarakat yang sejak siang menunggu di sepanjang jalur Pantura maupun jalan utama menuju Gedung Kanzus Sholawat. Setibanya di Gedung Kanzus Sholawat para biksu langsung disambut wali kota Pekalongan dan jajarannya serta sejumlah tokoh lintas agama. Meski tidak bertemu langsung dengan tuan rumah Maulana Habib Luthfi Bin Yahya, namun sambutan luar biasa masyarakat dan pemerintah daerah membuat para biksu terkesan.


Salah satu biksu asal Indonesia yakni Bhante Effendi Wawan mengatakan hari ini rombongan biksu menginap di Gedung Kanzus Sholawat memenuhi undangan sekaligus permintaan dari Habib Luthfi Bin Yahya. Rombongan biksu akan kembali melanjutkan perjalanan ritual tudong menuju Borobudur esok paginya dan daerah berikutnya yang akan disinggahi adalah Kabupaten Batang. Sebelum tiba di Kota Pekalongan para biksu dari Thailand, Malaysia, Singapura dan Indonesia tersebut sempat transit di Kantor MWCNU Margadana, Kota Tegal.


Disampaikan, dalam perjalanan ritual thudong, rombongan sengaja singgah di Kanzus Shalawat, lantaran hari sebelumnya, para biksu telah bertemu Habib Luthfi bin Yahya di Cirebon. Waktu itu kata dia, Habib Luthfi mengajak para biksu untuk mampir (singgah-red) di kediamannya di Pekalongan, di sela-sela perjalanan spiritual tersebut.


Hidup Rukun Dambaan Bersama


Situasi Kota Pekalongan yang aman, nyaman dan kondusif merupakan dambaan seluruh warganya, karena berbagai bidang kehidupan masyarakat, seperti ekonomi dan sosial menjadi lancar. Oleh karena itu, silaturahim dan menjalin komunikasi sangat bermanfaat untuk meminimalisir munculnya potensi permasalahan, terutama masalah yang dipicu sentimen agama.


Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kota Pekalongan berkolaborasi dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) melakukan kegiatan Safari Rumah Ibadah (Rumdah) dan Organisasi Keagamaan (Orgama) dengan mendatangi Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di Kramatsari, Kelurahan Pasirkratonkramat.


Ketua FKUB Kota Pekalongan, KH Ahmad Marzuki mengungkapkan bahwa kegiatan safari rumdah dan orgama sudah dilakukan kedelapan kali sejak akhir 2022 hingga saat ini. Gereja HKBP ini yang kali kedelapan. “Dampak dari kegiatan ini mulai terlihat seperti kebersamaan, semangat dan saling perhatian satu sama lain mulai meningkat. Kita ciptakan kerukunan antar pemeluk agama di Kota Pekalongan dan ini adalah dambaan kita bersama,” ucapnya.


Tujuan safari lanjutnya, untuk memperkuat kerukunan dan kedamaian antar umat beragama dan itu harus diwariskan. Kegiatan ini ternyata bisa menjadi inspirasi dunia dalam upaya kerukunan dan kedamaian. Tentu itu bisa dilakukan melalui teknologi informasi yang sekarang berkembang pesat di seluruh dunia. 


Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pekalongan H Muhtarom mengakui, kehidupan beragama di Kota Pekalongan sejak 10 tahun terakhir berlangsung cukup baik. Meski masih ada riak-riak kecil konflik akan tetapi berhasil diredam dengan baik.


"NU sendiri juga telah berupaya menjalin komunikasi dengan tokoh-tokoh ormas di luar NU misal dengan Muhammadiyah dan Rabithah Alawiyah Pekalongan. Bahkan dengan Rabithah pernah beberapa kali menggelar acara halal bihalal bersama, Alhamdulillah semuanya berjalan dengan baik dan kondusif," terangnya.


Penulis: M Ngisom Al-Barony


 


Nasional Terbaru