Semarang, NU Online Jateng
Fenomena unik akan terjadi mulai 29 September 2024 nanti, yakni Bumi akan memiliki satelit selain Bulan yang disebut dengan ‘Bulan Mini’. Satelit ini diprediksi akan berada di dekat bumi selama 53 hari. Lantas, bagaimana fenomena ini bisa terjadi?
Baca Juga
Fenomena Alam
Dalam artikel Bumi akan Miliki Dua Bulan Mulai 29 September Mendatang yang dikutip NU Online Jateng, Rabu (25/9/2024), Wakil Sekretaris Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU), Ma'rufin Sudibyo menjelaskan awal mula penemuan bulan mini ini pada awal Agustus 2023 lalu.
"Yang disebut “Bulan mini” atau Bulan sementara bagi Bumi adalah asteroid mini 2024 PT5 yang baru ditemukan pada 7 Agustus 2024 M lalu melalui sistem penyigian langit ATLAS (Asteroid Terestrial-impact Last Alert System). Khususnya melalui fasilitas teleskop SAAO (South Africa Astronomical Observatory) di Afrika Selatan," jelas Ma'rufin.
Ma'rufin menjelaskan bahwa dalam astronomi modern dikenal adanya tiga jenis pengiring Bumi, yakni Bulan, Bulan sementara & Bulan seolah-olah. “Bulan merujuk kepada Rembulan sebagai satelit alamiah Bumi yang dimensinya seperempat Bumi dan mengelilingi Bumi pada orbit yang stabil (dalam jangka pendek),” jelasnya.
Bulan Sementara adalah benda-benda langit mini (khususnya asteroid) yang tertangkap medan gravitasi Bumi saat melintas dekat di titik yang tepat, yakni salah satu dari titik Lagrangian. Dengan begitu, benda langit itu dipaksa mengedari Bumi, meski hanya untuk sementara dan memiliki orbit sangat tidak stabil.
Pada waktunya, Bulan seperti akan kembali melintasi salah satu titik Lagrangian Bumi sehingga terlepas kembali dari pengaruh gravitasi Bumi kembali menjadi benda langit yang mengedari Matahari.
Sedangkan, Bulan Seolah-olah adalah benda-benda langit mini (khususnya asteroid) yang sejatinya tetap beredar mengelilingi Matahari. Namun periode orbitnya (waktu yang digunakan untuk mengelilingi Matahari sekali putaran), relatif sama panjangnya dengan waktu setahun sideris Bumi (365,25 hari).
Hal ini menyebabkan jaraknya ke Bumi bervariasi dalam nilai yang relatif tetap dan menjadikannya seolah-olah senantiasa berada di dekat Bumi, laksana salah satu pengiring Bumi.
Sebagai informasi, pada 29 September 2024 mendatang, Bumi akan memiliki objek lain yang menjadi satelit bumi selain bulan. Dalam sebuah penelitian terbuka berjudul A Two-month Mini-moon: 2024 PT5 Captured by Earth from September to November, objek tersebut adalah 2024 PT5 yang akan berada di dekat bumi selama 53 hari mulai dari (29/9/2024) hingga (25/11/2024).
2024 PT5 akan mengikuti lintasan tapal kuda di dekat bumi dengan kecepatan yang relatif rendah. Penulis utama jurnal tersebut, Carlos de la Fuente Marcos, menuturkan kepada Space.com asteroid ini berasal dari sabuk asteroid Arjuna.
"Objek yang akan mengunjungi kita itu termasuk sabuk asteroid Arjuna, sabuk asteroid sekunder yang terbuat dari batuan luar angkasa yang mengikuti orbit yang sangat mirip dengan Bumi," ungkap Marcos yang merupakan seorang profesor di Universidad Complutense de Madrid.
Bulan mini 2024 PT5 ini diameternya berukuran 10 meter sangat kecil dibandingkan bulan yang diameternya sebesar 3.474km. Oleh karena itu, bulan mini ini tidak dapat tertangkap langsung oleh mata, teleskop amatir, atau teropong biasa tetapi bisa terlihat dengan teleskop astronom profesional.
Peristiwa bulan mini ini bukan kali pertama yang pernah terjadi di bumi. Dalam penelitian di atas, tercatat hal ini pernah terjadi sebanyak dua kali, yakni pada tahun 1981 dan 2022.
Terpopuler
1
KH Said Aqil Siroj: Mbah Dim Wafat, Gus Alam Wafat Syahid, Pesantren Tak Boleh Mati!
2
Meneladani Mbah Sambu: Wajahnya Tidak Sedikitpun Mirip Tukang Bohong dan Doanya Mustajab
3
Jaken Jadi Titik Awal, LAZISNU Pati Gelar Monitoring UPZIS MWCNU se-Kabupaten
4
Wagub Jateng Tegaskan Proyek Giant Sea Wall Diperpanjang hingga 20 KM
5
Kopdar Persahabatan: GP Ansor Rembang Perkuat Ekonomi Lewat Lima Produk Unggulan
6
Ketua PBNU: NU Harus Responsif terhadap Perubahan Zaman
Terkini
Lihat Semua