Keislaman

Malam Kemuliaan: Menggali Hikmah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad saw

Sabtu, 25 Januari 2025 | 09:00 WIB

Malam Kemuliaan: Menggali Hikmah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad saw

Ilustrasi Isra' Mi'raj (NU Online)

Isra’ Mi’raj merupakan salah satu peristiwa paling agung dalam sejarah Islam yang diperingati oleh umat Muslim. Peristiwa ini tidak hanya menjadi tonggat penting dalam perjalanan spiritual Nabi Muhammad saw, tetapi juga mengandung banyak hikmah dan pelajaran yang relevan bagi kehidupan umat Muslim.


Dalam Artikel di NU Online dengan Khutbah Jumat: Empat Pelajaran dalam Peristiwa Isra' Mi'raj dijelaskan bahwa pada peristiwa ini Allah subhanahu wata’ala memberikan keistimewaan pada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam untuk melakukan perjalanan mulia bersama malaikat Jibril mulai dari Masjidil Haram Makkah menuju Masjidil Aqsha Palestina. Kemudian dilanjutkan dari Masjidil Aqsha menuju Sidratil Muntaha untuk menghadap Allah subhanahu wata’ala sang pencipta alam semesta. 


Isra’ Mi’raj adalah momen penting ketika Nabi Muhammad saw menerima perintah shalat lima waktu langsung dari Allah swt. Isra’ Mi’raj juga menjadi momentum bagi umat muslim untuk merefleksikan diri dan memperkuat hubungan spiritual dengan Allah swt melalui shalat lima waktu. 


Mengutip artikel dari NU Online yang berjudul Membaca Kembali Sejumlah Hikmah di Balik Isra’ Mi’raj. Dalam kesempatan kali ini akan dibahas makna mendalam dan beberapa hikmah juga pelajaran yang dapat diambil dari perjalanan lintas dimensi ini.


Ada berbagai hikmah yang dapat diambil dari peristiwa Isra’ Mi’raj. Salah satunya adalah pentingnya derajat kehambaan di sisi Allah swt. Dalam Al-Qur'an, Nabi Muhammad saw disebut sebagai "Abdun" (hamba), yang menunjukkan bahwa status kehambaan adalah derajat tertinggi di hadapan Allah.


Selain itu, Isra’ Mi’raj juga memberikan pelajaran tentang keberanian menyampaikan kebenaran meskipun menghadapi tantangan besar. Sepulang dari perjalanan tersebut, Nabi tetap menyampaikan kabar peristiwa itu kepada penduduk Mekah meskipun banyak yang mencemooh dan tidak mempercayainya.


Saat peristiwa Isra’ Mi’raj, Rasulullah saw menjadi imam shalat bagi nabi-nabi terdahulu. Hal ini menjadi bukti bahwa mereka tunduk dan mengikuti risalah Nabi Muhammad saw. Sekaligus menjadi isyarat bahwa syariat Nabi Muhammad saw telah menghapus syariat nabi-nabi sebelumnya.


Isra’ Mi’raj adalah mukjizat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dengan perjalanan beliau dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha. Dalam sejarah, Itu adalah perjalanan pertama manusia di dunia menuju luar angkasa, dan kembali menuju bumi dengan selamat.


Dalam peristiwa itu, Rasulullah saw diberi kewajiban menjalankan shalat lima waktu bagi setiap muslim. Hanya syariat shalat yang beliau terima langsung, bukan wahyu yang melalui perantara malaikat Jibril sebagaimana kewajiban yang lainnya.


Dalam perjalanan Isra’ Mi’raj, terdapat penyebutan dua masjid umat Islam, yaitu Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Kita juga diingatkan tentang keistimewaan Masjid Al-Aqsha sebagai bagian dari perjalanan Isra’.


Semoga kita selalu menjadi umat yang selalu dapat mengambil hikmah dan dari peristiwa Isra’ Mi’raj ini dan mengamalkannya dengan sebaik-baiknya. Allahumma Aamin.