Semarang, NU Online Jateng
Usia Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama (MTsNU) Nurul Huda Mangkangkulon Semarang pada tahun ini menginjak angka 53, cukup berusia bagi sebuah MTs swasta di Kota Semarang dan sekitarnya itu. Namanya pun tidak lapuk apalagi hilang oleh hiruk-pikuk berdirinya lembaga pendidikan barau di kota itu.
Kemasyhuran nama MTsNU Nurul Huda di kalangan masyarakat karena keberadaannya disokong umat sekitar. Lembaga pendidikan yang didirikan NU Mangkangklulon selalu tampil sederhana, tidak melakukan promosi dengan iming-iming materi yang menggiurkan dan manipulatif.
Ketua Yayasan NU Nurul Huda, KH Ahmad Hadlor Ihsan, mempersilakan para pengelolanya berjalan apa adanya, tidak perlu berlebihan dalam mengomunikasikan lembaga ini kepada masyarakat. Hal itu disampaikan di depan para guru pada acara istighotsah dalam rangka Hari Lahir (Harlah) Ke-53 MTsNU Nurul Huda Mangkangkulon Semarang, Selasa (2/2).
"Jalankan apa adanya, yang wajar-wajar saja, karena lembaga kita sudah cukup dikenal oleh masyarakat. Tunjukkan kita selalu berupaya meningkatkan kualitas yang selama ini sudah mendapat respons positif dari masyarakat," ujar Hadlor yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al Ishlah Mangkangkulon Kota Semarang yang santrinya mayoritas sebagai siswa MTs dan MANU Nurul Huda.
Sementara itu Kepala MTsNU Nurul Huda H Samsuddin mengatakan, madrasah yang dipimpinnya mengutamakan kualitas, namun tetap memperhatikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat.
"Sudah sewajarnya jika kita berusaha meningkatkan mutu pendidikan, mempublikasikan proses penerimaan siswa baru yang realistis, apalagi lembaga ini sudah melewati masa keemasan. Diibaratkan sebuah emas, maka emas itu sudah meningkat karatnya," katanya.
Ia berharap peringatan harlah yang sangat sederhana akan menjadi penyemangat bagi guru dan siswa untuk menjalankan tugas masing-masing.
Acara harlah secara virtual lembaga tersebut diikuti oleh ribuan peserta yang terdiri dari guru, siswa, alumni, dan tokoh masyarakat. Sedangkan yang berada di madrasah terdapat beberapa guru, staf, pengurus yayasan, komite, dan tokoh masyarakat.
Penulis: Hasan Fauzy
Editor: Ahmad Hanan
