Harapkan Kebangkitan Gerakan Pengkaderan Pelajar NU Berbasis Pesantren
Jumat, 22 Januari 2021 | 05:00 WIB
Kendal, NU Online Jateng
Gerakan pengkaderan pelajar Nahdlatul Ulama (NU) akan lebih mudah dan kuat jika menjadikan pesantren sebagai basis utama. Sebab, santri telah dibekali paham ahlussunnah wal jamaah (aswaja) dan terbiasa dengan ragam kultur dalam praktiknya.
Pesan tersebut disampaikan Wakil Ketua Bidang Dakwah dan Sosial Masyarakat Pimpinan Cabang (PC) IPPNU Kendal, Tuti Nailal Muna kepada Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Al-Musyaffa Kampir, Ngampel, Kabupaten Kendal yang belum lama ini dikukuhkan.
"IPNU dan IPPNU di kalangan pesantren akan memudahkan jalannya organisasi. Karena para anggota sudah diberikan dasar ilmu agama yang kokoh dan terbiasa dengan tradisi aswaja di lingkungan pesantren yang sam’an wa tha'atan dengan kiai dan pengurus," kata Muna sesaat sebelum melantik pengurus baru.
Kepada NU Online Jateng, Kamis (21/1) ia juga menuturkan pesannya bahwa santri membutuhkan keterampilan tambahan, yakni keterampilan berorganisasi agar dapat mengelola waktu, dan sumber daya yang ada. Terlebih bagi komisariat baru seperti SMK Al-Musyaffa.
"Kalian sudah dibekali ilmu, maka selanjutnya sedapat mungkin ilmu yang didapat harus diamalkan. Karena sebaik-baik orang adalah yang banyak ilmunya dan mengamalkanya," ucapnya.
Dengan telah resminya komisariat tersebut, Kepala SMK Al Musyaffa, Muhammad Ali As'ad mengapresiasi para peserta didiknya yang memiliki semangat untuk belajar dan berorganisasi di NU. Karena para pelajar NU merupakan kader yang nantinya meneruskan perjuangan NU.
Dalam kesempatan tersebut, ia berpesan agar anak didiknya membuat kontranarasi atas doktrin aliran radikal yang dinilainya semakin marak di Indonesia. Oleh karena itu dirinya juga meminta agar para kader muda NU yang baru dikukuhkan untuk berkhidmah di NU. Khidmah, menurutnya dapat dimulai dengan memiliki rasa bangga dan cinta dengan NU.
"Mereka yang di luar NU itu sebenarnya sedikit, tapi gerakannya ada dan bangga dengan aliran mereka. Maka dari itu, kita sebagai orang NU jangan kalah, kita harus bangga dengan NU. Contohnya saya, dari sarung, baju, kaos sampai kopiah ada logo NU-nya semua," ujarnya.
Menutup sambutan, ia mengungkapkan harapan agar terbentuknya komisariat organisasi pelajar badan otonom (Banom) NU di lingkungan pesantren bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk belajar berorganisasi. Sehingga setelah lulus dan kembali ke kampung halaman masing-masing sudah mempunyai pengalaman berorganisasi dan menjadi kader yang kompeten. "Semoga adanya Komisariat IPNU dan IPPNU di lingkungan pesantren ini dapat menjadi kebangkitan kader NU dari pesantren," doanya. (*)
Kontributor: Nursafitri, Zainul Mufi
Editor: Ahmad Rifqi Hidayat
Terpopuler
1
Ahad Kliwonan dan Pelantikan Pengurus NU Se-Tawangsari Digelar di Panggung Alam Taruwongso
2
Pesantren Tarbiyatul Qur’an Al Waro’ Juwiring, Warisi Perjuangan Kiai Muslimin Santri Pendherek KH Al Mansur Popongan
3
Abu Sampah Disulap Jadi Paving, Inovasi Hijau LPBI NU dan Banser Trangkil
4
Khutbah Jumat: Pelajaran Yang Tersirat Dalam Ibadah Haji
5
Gerakan Pemuda Ansor: Pilar Pembangunan dan Pemersatu Dinamika Desa
6
Dosen IAI An-Nawawi Purworejo Tawarkan Konsep At-Takāmul At-Takayyufi dalam Pendidikan Moderasi Beragama
Terkini
Lihat Semua