Taushiyah

Empat Pesan KH Ali Maksum yang Harus Diketahui Pengurus NU

Senin, 19 Mei 2025 | 11:00 WIB

Empat Pesan KH Ali Maksum yang Harus Diketahui Pengurus NU

KH Ali Maksum (Foto: NU Online)

Purworejo, NU Online Jateng

Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan, KH Achmad Chalwani, menyampaikan pesan penting dalam pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Purworejo masa khidmat 2024–2029 yang digelar Ahad (11/5/2025).


Dalam tausiyahnya di hadapan jajaran pengurus dan jamaah Nahdliyin se-Kabupaten Purworejo, KH Achmad Chalwani menegaskan pentingnya prinsip musyawarah dalam pengambilan keputusan organisasi. Menurutnya, pengurus NU tidak boleh memutuskan perkara secara pribadi, melainkan harus atas dasar kesepakatan bersama.


“Tidak boleh memutuskan perkara sendiri, tetapi harus berdasarkan musyawarah. Sesuai dengan hadits: لَا تَجْتَمِعُ أُمَّتِي عَلَى الضَّلَالَةِ yang artinya ‘umatku tidak akan bersepakat dalam kesesatan’,” tuturnya.


Ia menjelaskan bahwa yang dimaksud ummati dalam hadits tersebut adalah para ulama. 


“Ay ulamā’i ummati, kesepakatannya ulama umat Nabi. Jadi, yang dijamin kebenarannya adalah konsensus (ijma’) para ulama Islam, bukan semata-mata kesepakatan umat secara umum,” jelasnya.


Ia menegaskan bahwa organisasi keagamaan yang layak diikuti adalah yang berdiri atas dasar kesepakatan para ulama. “Nahdlatul Ulama berdiri atas dasar ijma’ ulama. Maka, NU adalah jam’iyah yang benar,” ungkapnya.
 

Kiai Chalwani juga menyampaikan pesan penting dari KH Ali Maksum Krapyak saat beliau menjabat sebagai Rais ‘Aam PBNU. Menurutnya, ada empat hal yang harus diketahui dan dipegang teguh oleh setiap pengurus NU:
 

  • اَلْمَعْرِفَةُ بِنَهْضَةِ الْعُلَمَاءِ – Paham apa itu Nahdlatul Ulama.
  • الثِّقَةُ بِنَهْضَةِ الْعُلَمَاءِ – Percaya pada segala keputusan NU.
  • الْجِهَادُ فِيْ نَهْضَةِ الْعُلَمَاءِ – Berjuang di jalan NU.
  • الصَّبْرُ فِيْ نَهْضَةِ الْعُلَمَاءِ – Sabar dalam berkhidmat di NU.


Dalam menjelaskan poin ketiga, Kiai Chalwani menekankan bahwa berjuang di NU tidak harus menunggu menjadi pengurus. 


“Walaupun tidak menjadi pengurus, tetap harus memperjuangkan NU. Karena khidmah di dalam NU itu di atas jabatan,” ujarnya.

Ia mengingatkan agar pengurus NU tidak kalah semangat dalam berkhidmat dibandingkan warga Nahdliyin non-struktural. 


“Pengurus NU jangan sampai kalah dengan yang bukan pengurus dalam berkhidmat. Semua warga NU harus turut serta memperjuangkan jam’iyah ini,” pesannya.