MA Nurul Qur’an Simo Gelar PETANU: Santri Harus Berani Mengaku NU
Selasa, 20 Mei 2025 | 08:00 WIB
Boyolali, NU Online Jateng
Madrasah Aliyah (MA) Nurul Qur’an Program Khusus Nayan, Pelem, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali, menyelenggarakan kegiatan Pembekalan Tunas Aswaja Nahdlatul Ulama (PETANU) Angkatan ke-IV pada Jumat-Sabtu (16–17/5/2025). Kegiatan ini diikuti oleh 94 siswa kelas XII dan menjadi bagian dari syarat kelulusan.
Dalam pembukaan acara, Pengasuh Pondok Pesantren Ki Ageng Gribig Klaten, Kiai Anas Muzayyin, mengajak para santri untuk memiliki keberanian dalam mengidentifikasi diri sebagai warga Nahdlatul Ulama (NU).
“Di beberapa kampung terkadang hanya ada satu keluarga yang ikut MTA atau LDII tetapi sudah berani memasang plang di pinggir jalan, misal 100 meter MTA atau 100 meter LDII. Sedangkan NU yang warganya mencapai 80 persen tidak berani memasang,” ucapnya.
Menurut Kiai Anas, salah satu bentuk pengakuan menjadi warga NU adalah dengan memasang bendera NU di depan rumah. Hal ini sekaligus sebagai simbol kesetiaan terhadap Ahlussunnah wal Jama’ah An-Nahdliyah. Ia juga mengajak warga NU untuk memasang bendera merah putih sebagai wujud nasionalisme.
“Mereka punya tujuan menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia sementara organisasi Nahdlatul Ulama benar-benar berada di garda terdepan untuk menjaga keutuhan NKRI,” tegasnya.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Qur’an Simo, Kiai Darmadji, menegaskan bahwa lulusan Nurul Qur’an harus menjadi kader penggerak dan pejuang NU di berbagai bidang kehidupan.
“Santri harus menjadi kiai, kalau tidak maka jadilah seorang priyayi, kalau juga tidak maka jadilah seorang pengusaha. Jika menjadi ustadz atau kiai ya jadilah bagian dari NU, jika jadi pejabat atau pemimpin juga bagian dari NU, dan jika jadi pengusaha juga bagian dari NU,” terangnya.
Kegiatan PETANU ini menghadirkan sejumlah narasumber dari kalangan instruktur dan tokoh NU, seperti Kiai Anas Muzayyin, Kiai Dwi Darwito, dan Kiai Aunur Rofiq. Acara berlangsung khidmat dan sarat dengan nilai-nilai ideologis ke-NU-an yang memperkuat jati diri peserta didik sebagai kader penerus perjuangan Nahdlatul Ulama.
Penulis: Muqtafaiz