Ketua Lesbumi PCNU Pati Terbitkan Buku 'Jabrik', Kritik Sosial Dibungkus Cerita Jenaka
Selasa, 17 Juni 2025 | 13:00 WIB
Pati, NU Online Jateng
Ketua Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) PCNU Pati, Arif Sutoyo, menerbitkan buku kumpulan cerita pendek berjudul Jabrik. Buku ini terinspirasi dari dinamika politik, khususnya fenomena Pemilihan Umum (Pemilu), dan memotret realitas sosial dengan pendekatan sastra yang jenaka namun tajam.
Arif menjelaskan bahwa tokoh Jabrik merupakan karakter utama yang digambarkan sebagai sosok cerdik, lihai bersiasat, dan mampu memanfaatkan situasi demi kepentingan pribadinya. Cerita disampaikan dengan gaya sederhana, namun sarat pesan moral dan kritik sosial.
“Dengan begitu mudahnya, Jabrik meminta dana anggaran kampanye cukup besar dari Pak Bambang yang punya ambisi besar untuk melenggang ke Senayan. Namun rupanya, dana yang diminta itu digunakan untuk kepentingan pribadinya,” terang pria yang akrab disapa Arif Khilwa ini, Ahad (15/6/2025).
Namun, lanjut Arif, keserakahan para tokoh dalam cerita tersebut justru berujung petaka. Pak Bambang dicoret dari daftar calon dan terancam jeratan hukum. Dalam situasi genting itu, Jabrik bersiasat membujuk Pak Bambang untuk berpura-pura tidak waras agar lolos dari jerat hukum dan stigma sosial.
“Begitu pula agar dirinya tak menanggung masalah, ia mulai bersandiwara menjadi gila,” imbuh Arif, menggambarkan kelucuan satir dalam kisahnya.
Buku Jabrik ini telah dibedah bersama Komunitas Gandrung Sastra dalam acara yang digelar di Rumah Khalwat Balai Budaya Rejosari (RKBBR), Kudus, Sabtu (14/6/2025) malam. Acara tersebut juga dimeriahkan dengan pementasan monolog yang memeriahkan suasana malam sastra tersebut.
Monolog dibawakan oleh aktor Khoirun Nadzif yang memerankan tokoh Jabrik secara memukau. Sementara iringan musik selama pementasan dipersembahkan oleh Aloeth, Putut, Haikal, dan Burhan.
Dalam sesi bedah buku, hadir Asa Jatmiko, seniman asal Kudus dan pemilik penerbit Ini Ibu Budi yang juga menerbitkan buku Jabrik, serta Septiana Wibowo, sastrawan asal Jepara, yang bertindak sebagai pembedah dan penyunting naskah.
“Konsep sebuah buku yang kemudian dipentaskan menjadi pertunjukan seni ini adalah sesuatu yang baru dan pastinya kami para pelaku seni antusias untuk menyambutnya,” ujar Asa Jatmiko.
Sementara Septiana menilai bahwa kekuatan buku ini justru terletak pada kesederhanaan ide yang dieksekusi dengan apik.
“Ini menjadi apik dan menarik bahkan dengan alur cerita yang tidak kita sangka,” ungkapnya.
Melalui Jabrik, Arif Sutoyo mengajak pembaca untuk merenung sekaligus tersenyum, menghadirkan kritik sosial dengan pendekatan khas sastra pesantren: satir, segar, dan tetap membumi.