Kiai Mustain Nasoha Khatamkan Kitab Minahul Qudsiyah, Lanjutkan Kajian ke Sirojut Thalibin
Senin, 11 Agustus 2025 | 12:00 WIB

Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Muhibbin Al-Mustainiyyah Surakarta, KH Ahmad Muhammad Mustain Nasoha
Surakarta, NU Online Jateng
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Muhibbin Al-Mustainiyyah Surakarta, KH Ahmad Muhammad Mustain Nasoha mengkhatamkan kajian Kitab Minahul Qudsiyah Syarah Al-Hikam karya ulama besar Syekh Abdullah as-Syarqawi. Ulama yang pernah menjabat sebagai Syekh al-Azhar ke-12 ini dikenal produktif menulis dan bermazhab Syafi’i.
Khataman yang berlangsung Rabu (6/8/2025) di Aula Gedung Forum Komunikasi Aktivis Masjid Surakarta ini dihadiri para santri, alumni, tokoh masyarakat, serta pencinta kajian kitab kuning dari berbagai daerah. Suasana khidmat dan penuh rasa syukur mewarnai acara, yang ditutup dengan doa bersama.
Kitab Minahul Qudsiyah merupakan syarah atas Al-Hikam karya Imam Ibnu ‘Athaillah as-Sakandari yang memuat hikmah-hikmah tasawuf untuk membentuk akhlak dan spiritualitas umat. Kajian ini telah dibimbing Kiai Mustain secara rutin selama lima tahun sebagai program unggulan pesantren yang mengintegrasikan akhlak, tasawuf, dan penguatan rohani santri.
Dalam sambutannya, KH Ahmad Muhammad Mustain Nasoha menyampaikan rasa syukur atas tuntasnya pembahasan kitab tersebut.
“Pencapaian ini bukan hanya bukti kesungguhan para santri dalam menuntut ilmu, tetapi juga tonggak penting pembentukan karakter spiritual dan intelektual mereka,” ungkapnya.
Sebagai kelanjutan, Kiai Mustain mengumumkan dimulainya kajian Kitab Sirojut Thalibin karya Syekh Ihsan Jampes, yang merupakan syarah Minhajul Abidin karya Imam al-Ghazali. Kitab ini menjadi rujukan penting dalam tradisi tasawuf, khususnya di lingkungan mazhab Syafi’i.
Menurutnya, melalui kajian Sirojut Thalibin, santri akan mempelajari konsep perjalanan spiritual, maqamat (tingkatan kerohanian), dan ahwal (keadaan batin), serta tata cara pembinaan akhlak dan penyucian jiwa sesuai ajaran Islam.
“Ilmu tasawuf adalah ilmu yang sangat mulia, yang membawa manusia kepada pembersihan hati dan kedekatan dengan Allah SWT. Dengan dasar tasawuf yang kuat, santri akan menjadi insan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara spiritual,” tegasnya.
Pondok Pesantren Raudlatul Muhibbin Al-Mustainiyyah dikenal konsisten menghidupkan tradisi ngaji kitab kuning dengan metode talaqqi dan sanad keilmuan yang bersambung kepada ulama besar, serta aktif berkiprah di bawah naungan Nahdlatul Ulama.